Goa Lava Purbalingga atau lebih dikenal dengan sebutan Golaga, merupakan satu di antara destinasi unggulan Kota Perwira. Beragam wahana dan lengkapnya fasilitas, menjadikan destinasi ini wajib masuk list untuk dikunjungi. Meski sudah ada sentuhan modern, namun nuansa alam masih sangat kental terasa.
Goa itu terletak di lereng Gunung Slamet, tepatnya di Desa Siwarak, Kecamatan Karangreja. Waktu tempuh sekitar 45 menit dari pusat kota. Namun, perjalanan tak akan terasa bosan. Jalan berkelok khas dataran tinggi, dengan hijaunya pemandangan.
Pengelola mematok tiket Rp 20.000,- untuk weekday, dan Rp 25.000,- saat weekend. Bukan harga yang mahal jika melihat kelengkapan sarpras yang disediakan. Daya tarik utama tempat ini adalah goa. Tapi ada juga sejumlah wahana juga ditawarkan pengelola. Sehingga, sangat cocok untuk berlibur dengan teman, pacar, atau keluarga.
Setelah melewati gerbang loket, akan terlihat deretan warung jajan. Pengunjung bisa duduk di atas rumput menikmati mendoan, pecel, dan gorengan. Rimbunnya pohon pinus membuat betah berlama-lama bertahan.
Bagi keluarga yang membawa anak-anak, bisa diajak ke mini zoo. Di sana bisa berinteraksi dengan rusa. Bagi anak yang aktif, perlu dicoba tantangan berjalan di jembatan tali.
“Pengunjung bisa berinteraksi dengan rusa, kita sediakan makanannya. Ada juga wahana permainan anak, kita siapkan,” kata Manajer Operasional Golaga, Bambang Adi.
Sebelah barat dari mini zoo, ada gapura bata tanda masuk area goa. Begitu masuk goa, pengunjung akan disambut oleh ‘lava coffe shop’. Mampir dulu, rasakan sensasi mengecap kopi di dalam goa. Beragam jenis kopi asli Purbalingga ada di sana.
Sejak sekitar 3 tahun silam, Golaga makin cantik. Tatanan lampu beraneka warna menghiasi sepanjang lorong goa. Tidak norak, tidak berlebihan. Karakter goa masih bisa di dapat. Tak perlu khawatir becek, sepanjang setapak sudah ditata batuan kerikil.
“Selain untuk penerangan, lampu-lampu kita pasang juga sebagai hiasan, tapi tetap tidak menghilangkan kesan naturalnya,” katanya.
Goa Lava tergolong unik. Konon, di Indonesia, karakter bentukan goa semacam ini hanya ada di Purbalingga dan Bali. semua terbentuk oleh alam, tidak ada campur tangan dari manusia. Goa ini terbentuk dari pendinginan lava yang mengeras dan menguat, karena proses bertahun–tahun. Lava yang telah mengeras tersebut menghitam dan membentuk stalagtit dan stalagmit.
“Panjangnya sekitar 1.200 meter, dengan waktu tempuh sekitar dua jam,” kata Bambang.
Sejauh ini, ada sekitar 14 lorong goa di dalam Goa Lava yang sudah terdeteksi dan diekspose. Ada juga sumber mata air dan aliran sungai dalamnya. Ada juga satu ruang goa yang lebar, dan bisa digunakan untuk pertemuan seperti rapat. Keren bukan..?
“Jika beruntung, pengunjung bisa menyaksikan ribuan lawa atau kelelawar keluar dari dalam goa, itu tidak selalu bisa ditemui,” ujarnya.
Tidur di Hutan Fasilitas Hotel Bintang. Bagi kalian yang ingin camping cerita, Golaga bisa menjadi pilihannya. Tidur di dalam tenda, tapi dengan fasilitas seperti hotel bintang lima. Tak perlu repot membawa peralatan camping. Semua sudah disediakan pengelola.
Glamping atau glamor camling, dipatok harga Rp 1,2 juta. Kapasitas untuk berlima. Tenda luas, ada kasur, banyak, dan selimut. Eits, tak hanya itu. Toiletnya pun tersedia. Tak usah takut dingin, karena kamar mandi menyediakan air hangat.
Lebih menakjubkan lagi, tenda tidak berada di tanah. Tapi didirikan di atas di atas pohon. Malam hari bisa menikmati api unggun, dan suguhan nanas bakar, khas Karang Reja. Selayaknya di hotel berbintang. Pagi hari menu sarapan juga sudah tersaji.
Pengelola juga menyediakan untuk paket hemat. Pengunjung bisa memilih tenda biasa. Minimal untuk lima orang, dengan tarif Rp 150 ribu/orang.
“Ada glamping, untuk lima orang, dengan fasilitas tenda, kasur, bantal, selimut, toliet, air hangat, dan sarapan. Kau camping biasa tarifnya Rp 150 ribu, minimal lima orang. Termasuk juga dapat sarapan,” kata Bambang.
Bagaimana? Tertarik? Jangan hanya sebatas angan. Segera agendakan untuk mencoba sensasinya. Selamat liburan kawannn….