SERAYUNEWS – Jika Anda melihat ada sekelompok orang berjalan mengenakan pakaian olahraga dan bertongkat, itu bukan kelompok orang sakit yang sedang terapi penyembuhan.
Mereka merupakan anggota Komunitas Jalan Nordik Indonesia (KJNI) Cabang Banyumas. Jalan Nordik adalah olahraga berjalan kaki menggunakan ‘tongkat ski’ untuk menstimulasi struktur tubuh.
Ketua KJNI Banyumas, Tjutjun Sunarti Rochidie mengatakan, olahraga jalan nordik ini di Indonesia tergolong baru. Namun, sebenarnya sudah lama bagi masyarakat di Negara Finlandia.
“Cabang Banyumas terbentuk 24 Februari 2024. Komunitas ini jadi tempat bertemunya masyarakat Banyumas yang ingin mengikuti olahraga jalan nordik,” katanya, Jumat (19/07/2024) pagi.
KJNI Banyumas berisi puluhan anggota yang terdiri dari pensiunan Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemkab. Ada juga pensiunan TNI, Polri, tenaga pendidik dari perguruan tinggi baik negeri maupun swasta dan masyarakat umum.
“KJNI Cabang Banyumas saat ini memiliki lebih dari 120 anggota dan usianya beragam, dari usia muda hingga lansia. Kami juga memiliki jadwal rutin dua kali seminggu. Senin di GOR Satria Purwokerto, Jumat di lokasi yang berpindah pindah seperti di Lapangan Brobahan, Taman Mas Kemambang, Halaman Pendopo Si Panji dan lain lain. Tempatnya sengaja berpindah, biar sekalian memperkenalkan olahraga jalan nordik ke masyarakat Banyumas,” jelasnya.
Tjutjun menambahkan, jalan nordik memiliki segudang manfaat bagi tubuh. Walaupun olahraga ini menggunakan tongkat, tapi bukan berarti sedang dalam kondisi sakit.
Menurutnya, bagi lansia olahraga jalan nordik sangat bermanfaat meredakan sakit pinggang dan meningkatkan kebugaran tubuh. Selain itu jalan nordik menjadi alternatif yang cukup efektif bagi orang dengan masalah di persendian, keseimbangan, kekurangan energi, atau kelebihan berat badan.
“Cara mengayunkan tongkat dan cara berjalan sudah ada aturannya. Buat sekali berolahraga durasinya minimal 45 menit, lebih juga tidak apa-apa,” katanya.
Salah satu peserta, Totok Purwanto (74 tahun) mengaku punya keluhan saraf kejepit. Namun setelah mengikuti jalan nordik, keluhan semakin berkurang dan berangsur sembuh.
“Saya punya masalah saraf kejepit dan lutut sakit. Dengan mengikuti olah raga ini, Alhamdulillah berkurang, walaupun belum sembuh total. Dulu saya jalan pakai tongkat setelah operasi, dengan kegiatan ini saya bisa sehat kembali,” kata dia.