Cilacap, serayunews.com
Ia mengatakan, lonjakan minat masyarakat terhadap sepeda mulai terjadi setelah beberapa bulan adanya pandemi. Saat itu masyarakat mulai mencari cara untuk mengisi aktivitas. Mereka ingin beraktivitas yang sehat sembari meningkatkan imun tubuh, dengan harapan tidak terjangkit virus Covid-19.
“Boomingnya awal pandemi itu, karena ada kampanye meningkatkan imun tubuh dengan berjemur, jalan, dan bersepeda. Sehingga kita tahu semua pada saat itu orang berbondong-bondong cari sepeda. Sehingga omzetnya per hari mencapai 30 sampai 50 juta rupiah,” katanya kepada serayunews.com, Rabu (30/6/2021).
Ia menjelaskan, kenaikan harga sepeda pada saat itu melonjak hingga dua ratus lima puluh persen. Yang lebih mengherankan lagi, di tengah harga yang melonjak, sepeda tetap habis diborong masyarakat. Tak hanya itu, permintaan masyarakat tetap tinggi hingga selesainya PPKM makro di bulan Maret lalu.
“Di awal itu memang menggila, sepeda yang harganya satu juta saja menjadi dua juta setengah dan seterusnya. Ini memang karena stok dan permintaannya sangat tidak seimbang, namun lambat laun harganya sudah turun secara bertahap. Kalau hari ini ya bisa dikatakan sudah normal kembali atau omzetnya sekarang sekitar 2 sampai 5 juta per hari,” tuturnya.
Pemilik toko sepeda Arron 2 ini menyebutkan, penurunan permintaan hanya terjadi pada saat pelaksanaan ibadah puasa kemarin. Namun setelahnya permintaan mulai meningkat lagi, bahkan dengan adanya PPKM mikro yang sedang berjalan saat ini. Penjualan di tokonya semakin meningkat, hanya saja dengan harga yang normal, serta para pembeli lebih selektif dalam memilih spesifikasi sepeda yang lebih baik dan lebih terjangkau.
“Faktor utamanya sekarang ini karena adanya WFH kembali dan pelarangan kerumunan, sehingga meningkatkan semangat orang untuk bersepeda lagi. Apalagi jumlah Covid-19 yang meningkat membuat banyak masyarakat ingin meningkatkan imun tubuhnya dengan bersepeda,” ujarnya.