Puncak pandemi Covid-19 yang telah berhasil dilalui menjadi isyarat untuk UMKM mulai menggeliatkan usahanya lebih serius. Kasus yang mulai landai menjadi tanda perekonomian membaik dan harus disambut dengan persiapan yang matang bagi pelaku usaha.
“Pandemi ini kan ujian bagi pelaku usaha, sekarang sudah membaik, jadi saatnya memulai kembali dengan serius,” kata Bendahara Umum BPD HIPMI Jawa Tengah, Wulan Rudy Prasetiyo saat menjadi pembicara pada Studium Generale, STAI Tanbihul Ghofilin Banjarnegara, Kamis (16/9).
Meski begitu, para pelaku usaha harus mempersiapkan dengan matang dan serius. Namun jangan mengeluarkan energi yang berlebihan, terutama soal permodalan. Salah satu pertimbangannya adalah adanya kemungkinan lonjakan kembali kasus Covid-19.
“Setengah kopling dulu, tapi diseriusi. Kita tidak bisa memastikan ada lonjakan lagi atau tidak. Mutasi virusnya kan terus terjadi,” katanya.
Menurutnya, dengan kondisi seperi ini, para UMKM jangan sampai kehilangan momentum di awal era baru pascacovid nantinya. Persiapan yang matang dan serius akan berdampak baik bagi pengembangan usaha kedepannya. Pengusaha bidang pertanian, konstruksi hingga wisata ini menegaskan persiapan yang dilakukan harus disertai perhitungan yang cermat dan membaca kemungkinan lingkungan yang akan terjadi.
“Bagi UMKM memang kita sarankan untuk go digital, tetapi bagi yang belum atau komoditasnya tidak bisa di ruang digital marketing, maka harus mempertimbangkan banyak aspek, termasuk pertumbuhan ekonomi nasional dan kemungkinan adanya krisis global,” katanya.
Ketua STAI Tanbihul Ghofilin Banjarnegara, Abas Zahrotin mengatakan, untuk memperkuat mental wirausaha, penanaman mentalitas wirausaha harus dilakukan sejak dini. Membangun mentalitas wirausaha membutuhkan waktu dan pembiasaan yang lama.
“Kalau pinjam teorinya Bordiau kita harus punya habitus wirausaha, pembiasaan penanaman mental wirausaha. Di sinilah kampus kami sangat intens berhubungan dengan pelaku usaha dan perbankan,” ujarnya.