Purwokerto, Serayunews.com- Setelah corona virus mewabah di Indonesia selama tiga bulan lebih, pemerintah mulai menerapkan masa normal baru di bulan Juli. Memasuki masa normal baru pendidik dan peserta didik sebelumnya telah bersiap kembali melakukan pembelajaran tatap muka. Termasuk di Kabupaten Banyumas, yang mulai mempersiapkan protokol kesehatan di setiap satian pendidikan.
Namun, harapan itu pupus, setelah beberapa hari lalu sebelum sekolah mukai aktif, Bupati Banyumas, Ir Achmad Husein mengumumkan melalui akun instagram resminya bahwa proses belajar mengajar sementara terpaksa masih menggunakan sistem daring atau online.
Padahal masih banyak yang belum siap dengan proses belajar mengajar (KBM) secara daring. Mulai dari siswa, orangtua siswa, bahkan hingga pendidiknya pun masih banyak yang belum siap.
Seorang pelajar SMA di Purwokerto, Fatma mengaku sudah lelah dengan KBM online. Selain tugas yang menumpuk, kecepatan sinyal internet dan kemampuan perangkat sangat mempengaruhi.
“HP sudah lumayan memang tapi ya agak loading biasanya, kalau mau kirim tugas harus keluar rumah dulu cari sinyal yang stabil. Soalnya sinyal yang bagus kuota datanya agak mahal. Juga sudah ingin ketemu teman-teman, bosen di rumah terus,” katanya.
Beberapa orangtua siswa yang anaknya masih duduk di SD mengaku sangat pusing. Restu, warga Purwokerto Selatan mengaku cukup terbebani dengan KBM online.
“Sebenarnya ya keberatan, kalau online kuota data tidak ada, subsidi juga tidak ada. Kasihan yang penghasilannya pas-pasan,” kata dia.
Selain itu, anaknya yang memang belum memiliki ponsel membuatnya semakin repot. Karena harus memakai ponselnya untuk pembelajaran, sementara dia harus bekerja setiap harinya.
“Mamanya jadi ikutan stress. HP cuma ada satu, jadi kalau ada ujian anak saya bawa ke tempat kerja. Tapi kalau tugas harian dikerjakan dulu dikirim saat saya pulang kerja. Alhamdulillah gurunya mau mengerti,” ujarnya. (Alfi)