SERAYUNEWS – Dalam dunia pendidikan, ada pendekatan berbasis aset dan pendekatan berbasis kekurangan. Tak jarang, banyak orang mencari tahu perbedaan keduanya.
Jadi, muncul pertanyaan penyebab pendekatan berbasis aset dipandang lebih baik di bandingkan dengan pendekatan berbasis kekurangan.
Pertanyaan tersebut sering muncul dalam soal Pre Test Modul 1 Platform Merdeka Mengajar (PMM) yang harus calon guru penggerak kerjakan.
Soal bersifat pilihan ganda atau pilgan dan Bapak/Ibu Guru calon penggerak memberikan jawaban sesuai petunjuk soal.
Salah satu alasannya adalah dampak yang ada dari kedua pendekatan tersebut. Hal ini tidak bisa terlepas dari pendekatan berbasis aset yang memberikan dampak lebih positif.
Sebelum membahas lebih dalam, alangkah baiknya mengetahui definisi dan perbedaan dari masing-masing metode pendekatan dalam dunia pendidikan tersebut. Termasuk, apa itu pendekatan berbasis aset?
Melansir dari dalam buku berjudul “Sebuah Resensi Pendidikan Guru Penggerak Hati”, Nurahayu, Ridwan Asyadi, S.Pd, Desyi Ariani (2023: 159), pendekatan merupakan cara pandang atau cara berpikir seseorang dalam melihat sesuatu.
Pendekatan yang umum orang terapkan dalam dunia pendidikan adalah pendekatan berbasis aset dan pendekatan berbasis kekurangan.
Pendekatan berbasis aset yaitu bagaimana seseorang memandang sumber daya sekolah sebagai sebuah aset dan kekuatan atau bahkan bukan sebagai kekurangan dan masalah.
Merangkum dari buku “Menatap Guru Penggerak” (2021) oleh Yasser A. Amiruddin, pendekatan berbasis aset fokus pada potensi, kekuatan, dan sumber daya milik individu, komunitas, atau organisasi.
Pendekatan ini memberdayakan mereka untuk memanfaatkan aset-aset yang ada untuk menciptakan perubahan positif.
Sementara itu, pendekatan berbasis kekurangan lebih menyoroti masalah, kekurangan, dan kelemahan. Sering kali, ini mengarah pada ketergantungan pada bantuan eksternal dan perasaan tidak mampu.
Berikutnya, melansir dari buku “Asset Building and Community Development” (2010) karya Gary Paul Green dan Anna L. Haines, inilah perbedaan pendekatan berbasis aset dan kekurangan.
• Fokus Masalah
Berbasis Aset: Fokus pada aset dan kekuatan.
Berbasis Kekurangan: Fokus pada masalah, kekurangan, dan isu.
• Fokus Berpikir
Berbasis Aset: Membayangkan masa depan.
Berbasis Kekurangan: Selalu berputar atau berkutat pada masalah utama.
• Identifikasi Berpikir
Berbasis Aset: Berpikir tentang kesuksesan yang telah ingin dia raih dan kekuatan untuk mencapai kesuksesan tersebut.
Berbasis Kekurangan: Mengidentifikasi kebutuhan dan kekurangan, selalu bertanya apa yang kurang?
• Permasalahan Keuangan
Berbasis Aset: Mengorganisasikan kompetensi dan sumber daya (aset dan kekuatan).
Berbasis Kekurangan: Fokus mencari bantuan dari sponsor atau institusi lain.
• Rencana Aksi
Berbasis Aset: Melaksanakan rencana aksi yang sudah terprogram.
Berbasis Kekurangan: Mengatur kelompok yang dapat melaksanakan proyek.
• Rencana Program
Berbasis Aset: Merancang sebuah rencana berdasarkan visi dan kekuatan.
Berbasis Kekurangan: Merancang sebuah program atau proyek untuk menyelesaikan masalah.
Sementara itu, pendekatan berbasis aset orang anggap lebih baik daripada pendekatan berbasis kekurangan.
Salah satu penyebab pendekatan berbasis aset lebih baik daripada pendekatan berbasis kekurangan ialah pendekatan berbasis aset dapat memberikan dampak positif.
Dampak positif ini dapat sekolah, guru, maupun siswa rasakan. Dengan menggunakan pendekatan berbasis aset, sekolah dapat mengembangkan potensi yang sekolah miliki.
Oleh karena itu, menjadi satuan pendidikan yang lebih mandiri, berkualitas, dan berdaya saing tinggi. Hal ini berbeda dengan pendekatan berbasis kekurangan yang tidak memberikan dampak positif semacam itu.
Demikian penjelasan mengenai penyebab pendekatan berbasis aset dipandang lebih baik di bandingkan dengan pendekatan berbasis kekurangan. Faktornya adalah dampak positif yang terjadi.
***