
Sering terjadi longsor di kawasan perbukitan Sirau menjadi perhatian bagi Pemerintah Daerah (Pemda) Purbalingga. Demi mendapatkan data-data tentang kondisi kawasan tersebut, tim geologi melakukan pendakian ke kawasan bukit tersebut. Hasilnya, salah satu faktor penyebab rawan longsor adalah karena kurangnya tanaman penahan laju tanah.
Purbalingga, serayunews.com
Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekda Purbalingga, Agus Winarno mengatakan, kawasan perbukitan Sirau, sering terjadi longsor. Untuk mengatasinya, perlu diketahui terlebih dahulu faktor-faktor penyebabnya. Maka Pemkab menggandeng tim geologi Unsoed, melakukan pendakian untuk penelitian kondisi kawasan.
“Pemkab menerjunkan Tim Geologi dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Selasa, (15/2/2022),” kata Agus, Rabu (16/02/2022) pagi.
Tim geologi juga didampingi personel gabungan dari Kodim 0702/Purbalingga, BPBD Purbalingga, PMI, Polhut, Satpol PP Kecamatan Karangmoncol, masyarakat Desa Sirau. Berdasarkan fakta-fakta yang didapat di lapangan, nantinya akan dirumuskan langkah penanganannya.
Agus menambahkan, didapat keterangan, bahwa hasil kajian dari Balai Energi Sumber Daya Manusia (ESDM) Jawa Tengah bukan semata-mata ulah dari manusia namun ada beberapa faktor lainnya.
“Setelah mengetahui penyebab sering terjadi longsor ini menjadi bahan pertimbangan kebijakan pencegahan longsor lebih lanjut,” ujarnya
Dosen Teknik Geologi Unsoed, Azis Yanuar menjelaskan, faktor paling dominan pemicu longsor adalah struktur batuannya adalah batuan breksi yang sudah lapuk. Sehingga air dapat masuk ke pori-pori batuan lapuk sehingga mengakibatkan longsor.
“Upaya pencegahan jangka menengah dengan memperkuat struktur tanah agar diperbanyak tanaman yang akarnya dapat mengikat tanah di perbukitan, supaya tidak mudah erosi terbawa arus air,” ujarnya.
Terkait dengan kondisi tersebut, dari Balai Serayu Opak Jawa Tengah akan memberikan bantuan tanaman akar wangi, untuk memperkuat pengakaran tanah. Sedangkan dari Perhutani akan melakukan penghijauan dengan 5.000 bibit tanaman kayu.