SERAYUNEWS – Polemik kenaikan uang kuliah tunggal (UKT) di perguruan tinggi negeri (PTN) terus berkembang di masyarakat. Berbagai penolakan dari mahasiswa atas perihal tersebut pun terjadi.
Namun, Universitas Muhammadiyah Maumere baru-baru ini justru mendapatkan pujian terkait kebijakan uang kuliah bagi peserta didiknya. Sebab, pihaknya mengizinkan adanya sistem pembayaran memakai hasil bumi.
Tentu, langkah inovatif ini mendapat sorotan positif di tengah gelombang protes terhadap kenaikan UKT di sejumlah perguruan tinggi negeri. Kebijakan tersebut dianggap sebagai alternatif yang membawa angin segar di tengah mahalnya UKT di berbagai perguruan tinggi.
Melansir laman resmi Muhammadiyah, kebijakan tersebut merupakan inisiatif dari UM Maumere agar mahasiswa dengan latar belakang ekonomi yang terbatas, misalnya petani atau nelayan bisa berkuliah. Hal ini dilakukan agar masyarakat tetap dapat mengejar pendidikan tinggi tanpa kesulitan keuangan yang berarti.
Rektor Universitas Muhammadiyah Maumere, Erwin Prasetyo dalam rilis Muhammadiyah, Jumat (8/12/2023) menerangkan bahwa kebijakan UKT hasil bumi telah diberlakukan sejak tahun 2018.
“Itu (bayar kuliah dengan hasil bumi) sudah lama kami terapkan di Universitas Muhammadiyah Maumere,” ujarnya dikutip serayunews.com, Selasa (28/5/2024).
Adapun, bermula dari seorang mahasiswi yang mengeluh tak mampu membayar biaya semester. Mahasiswi yang mendatanginya mengungkapkan bahwa keluarganya sedang kekurangan uang tunai.
Datang dari keluarga petani, mahasiswi tersebut mengaku banyak hasil panen kebun yang sulit terjual. Rektor Erwin pun berdiskusi bersama beberapa pengambil kebijakan di UNIMOF tentang mekanisme pembayaran kuliah dengan hasil bumi.
Akhirnya, keputusan diambil mengarahkan mahasiswi itu untuk membawa hasil kebun itu ke kampus. Lalu, Rektor bersama jajarannya, mengumpulkan dan membantu menjual hasil bumi itu kepada sivitas akademika di kampusnya.
Di luar dugaan, ternyata kampus justru bisa membantu memasarkan barang dengan harga yang layak itu sehingga hasilnya bisa untuk membayar kuliah.
Pemberian waktu enam tahun itu, menurut Erwin, dapat memudahkan para mahasiswa membayar kuliah ketika mereka telah lulus kuliah empat tahun dan kemudian bekerja. Akan tetapi sebelum lunas, kampus hanya memfasilitasi fotokopi ijazah agar alumni dapat leluasa mencari pekerjaan.
Selain dua skema di atas, Universitas Muhammadiyah Maumere, kata Erwin juga menerima beasiswa KIP (kartu Indonesia Pintar) dan beasiswa LazisMu. Kemudahan lain diberikan dengan menawarkan potongan biaya kuliah untuk para pendaftar.