SERAYUNEWS – Musim kemarau panjang tahun ini, berdampak pada sektor pertanian. Lahan pesawahan di Kabupaten Purbalingga, mengalami krisis air. Kekeringan, menyebabkan petani menunda masa tanam. Dampaknya, produksi gabah menjadi turun.
Sekretaris DPC Perpadi Kabupaten Purbalingga, Rohmad Syarif menyampaikan, bahwa produksi padi dan beras di penggilingan cukup menyusahkan para pemilik penggilingan. Mereka susah mendapatkan bahan baku gabah, untuk giling dan akhirnya harga ikut naik.
“Belum banyak panen, seperti di Purbalingga belum masuk masa panen raya. Kemarau juga mempengaruhi,” katanya, Jumat (06/10/2023).
Minimnya gabah untuk di giling, serta semakin naik signifikan membuat harga beras ikut naik. Kondisi ini, akan terus terjadi hingga pertengahan Februari tahun 2024.
“Sampai saat ini, harga beras di pasaran jenis IR mencapai Rp 13.500 perkilo. Masih tergolong tinggi dan bahan minim,” ujarnya.
Operasi pasar yang sudah d ilakukan pemerintah, harus tetap di ikuti dengan panen raya. Karena kondisi ini jika berlarut, akan berdampak pada sektor lainnya.
Seperti di ketahui, tiap pekan Kabupaten Purbalingga dapat kuota OP beras sebanyak 17 ton. Kuota ini terbagi di 17 pasar dan di salurkan atau di beli oleh pedagang di pasar tersebut.