Pulau Cocos Hanya Berpenduduk 544 Orang, Mayoritas Muslim, dan Milik Australia

Pulau Cocos Hanya Berpenduduk 544 Orang, Mayoritas Muslim, dan Milik Australia

Bagikan:
pulau cocos australia
ilustrasi bendera Pulau Cocos. gambar oleh jorono dari pixabay

Ada satu pulau kecil yang terpisah jauh dari pulau utama negara Australia. Pulau itu bernama Cocos atau Keeling yang berada di Samudera Hindia. Jumlah penduduknya, berdasarkan sensus tahun 2016 adalah 544 orang. Jumlah penduduk yang hanya 544 itu sangat sedikit dibandingkan rata-rata jumlah penduduk desa di Indonesia.

Para penduduk Cocos terbagi dalam dua pulau utama yakni Pulau West dan Pulau Home.  Mayoritas penduduk Pulau Cocos adalah muslim yang beretnis Melayu. Penduduk muslim di Cocos mencapai 75%. Kebanyakan orang Melayu ada di Pulau Home.

Pada masa awal penemuannya di tahun 1600-an, hanya individu yang mengklaim pulau tersebut. Saat awal orang datang, para wanita Melayu ikut datang di pulau itu. Mereka dibawa Kapten John Clunies-Ross.

Seiring berjalannya waktu, Inggris mencaplok pulau tersebut. Oleh Inggris, Pulau Cocos dikelola bersama Singapura, Melaka, dan Penang. Setelahnya, Pulau Cocos sempat menjadi bagian dari Singapura. Namun, pada 1955, Cocos menjadi milik Australia.

Sekalipun banyak penduduk Pulau Cocos adalah orang Melayu Malaysia, namun ada juga lho orang keturunan Indonesia, bahkan lebih khusus keturunan Jawa. Berdasarkan sensus tahun 2016, ada 37 orang Pulau Cocos yang memiliki nenek moyang orang Jawa. Sementara, ada 95 orang Cocos yang memiliki nenek moyang orang Indonesia selain Jawa. Orang Indonesia ini datang di masa awal kependudukan Pulau Cocos dibawa Laexander Hare dan Kapten John Clunies-Ross.

Kembali ke soal etnis Melayu. Karena banyak orang Melayu, maka budaya Melayu sangat kental di sana. Dalam sebuah video yang beredar di YouTube, sangat jelas bahasa yang mereka gunakan  dan kebudayaannya mirip dengan Malaysia.

Saat Ramadan, mereka juga melakukan aktivitas Ramadan seperti salat  Tarawih atau tadarus. Bahkan, ada kebiasaan jika salat Tarawih sudah selesai, para pemuda atau anak anak di sana memukul bedug tanda salat selesai.

Di masa Ramadan juga, rumah-rumah dihias sedemikian cantiknya. Hal itu bahkan jadi perlombaan. Siapa yang rumahnya paling indah, maka akan dapat hadiah pada saat Idulfitri. Nuansa Melayu sangat kental.

Sebenarnya, penduduk Melayu di Pulau Cocos bisa lebih banyak. Tapi hal itu tak terjadi karena banyak dari penduduk Cocos memilih bermigrasi ke Malaysia pada tahun 50-an. Sebagian besar penduduk Melayu Cocos pindah ke Sabah, Malaysia.

Oiya satu lagi, Pulau Cocos milik Australia ini beda dengan Pulau Cocos milik Kosta Rika. Jika Pulau Cocos milik Australia di Samudera Hindia, maka Pulau Cocos milik Kosta Rika ada di Samudera Pasific. Nah, salah satu yang membedakan dalam penamaannya adalah Pulau Cocos milik Australia ini juga disebut Pulau Keeling.

Referensi

Kanal YouTube, Zuhairah Zainal (Pulau Cocos)

https://quickstats.censusdata.abs.gov.au/census_services/getproduct/census/2016/quickstat/901021002

https://archive.org/details/sailingalonearou00slocuoft/page/212/mode/2up?view=theater


© 2016 Serayu News