Advertisement
Advertisement
Banyumas, serayunews.com
Selama 10 tahun menggeluti bisnis rumah joglo dan gazebo, baru kali ini Eko Budi Wicaksono mengaku bisnisnya sangat sepi order. Ia bahkan sampai harus merumahkan sebagian besar karyawannya, karena tidak ada pekerjaan yang bisa garap.
“Saya punya 15 orang pekerja dan sebanyak 10 orang terpaksa dirumahkan karena sepi order, tinggal lima orang pekerja saja yang masih aktif, itupun hanya melayani pembuatan peti jenazah,” katanya, Rabu (11/8).
Usaha Eko Budi atau biasa dipanggil Nano yang berada di Desa Pegalongan, Kecamatan Patikraja ini, sebenarnya melayani pembuatan rumah joglo dan gazebo untuk rumah makan, tempat wisata dan pesanan perorangan untuk rumah pribadi. Dalam satu tahun, order pekerjaan tidak pernah putus, karena banyak rumah makan baru yang buka ataupun tempat wisata yang menambah wahana dan lain-lain.
Namun, sejak pandemi setahun lalu, usahanya mulai sepi order. Bahkan memasuki tahun ini, hampir tidak ada order besar sama sekali. Mengingat tempat wisata tutup dan rumah makan serta restoran juga banyak yang terdampak, karena adanya pembatasan jam operasional.
“Kalau toh ada order, paling hanya perbaikan kecil pada rumah makan yang sejak awal kita yang buat konsepnya, misalnya rumah makan Jago Jowo di Purwokerto, kemarin hanya melakukan perbaikan dan penambahan sedikit saja,” tuturnya.
Terkait pembuatan peti jenazah, Nano mengatakan, hal tersebut dilakukan karena faktor kemanusiaan, sebab pada bulan Juli kemarin angka kematian pasien Covid-19 cukup tinggi dan kebutuhan peti jenazah meningkat. Namun, Nano mengaku tidak pernah serius mencari order pembuatan peti jenazah.
“Hanya kalau ada yang pesan saja, kita layani, tetapi tidak sampai mencari order khusus peti jenazah, karena basic kita memang pembuatan rumah joglo dan gazebo,” katanya.