
SERAYUNEWS — Suasana halte Trans Banyumas di sekitar Pasar Pon siang itu tampak lebih ramai dari biasanya. Satu per satu penumpang berdiri berjejer rapi, sebagian sibuk dengan ponsel mereka, bukan untuk bermain gim atau membuka media sosial, melainkan untuk bersiap menempelkan smartphone ke alat kecil bernama Ticketing On Pedestal (TOP). Sekali tap, pembayaran selesai. Teknologi itu bernama QRIS Tap.
Inovasi ini merupakan hasil kolaborasi antara Kantor Perwakilan Bank Indonesia Purwokerto dan Trans Banyumas, yang resmi berjalan sejak Mei 2025. Tujuannya sederhana, memudahkan masyarakat Banyumas ketika menggunakan transportasi publik.
Arno (27), salah satu penumpang yang siang itu hendak naik Trans Banyumas menuju Cilongok, mengaku kini perjalanan menjadi lebih praktis.
“Sekarang pembayarannya lebih mudah, tinggal tempel handphone saja,” ujarnya.
Ia mengatakan dulu jarang naik Trans Banyumas karena belum punya kartu pembayaran. Namun kehadiran QRIS Tap membuatnya berubah kebiasaan.
“Biasanya kalau ke Purwokerto males bawa motor, kadang numpang temen atau pakai ojek online. Tapi sekarang lebih sering naik Trans Banyumas karena praktis,” katanya.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Purwokerto, Christoveny, menjelaskan bahwa QRIS Tap memang dirancang untuk kebutuhan mobilitas yang tinggi seperti transportasi publik. Menurutnya, keberhasilan implementasi QRIS Tap di Banyumas menunjukkan kesiapan masyarakat menghadapi digitalisasi layanan publik.
“Ketika naik bus saja sudah mudah, masyarakat akan semakin siap menggunakan layanan publik berbasis teknologi,” ujarnya.
Direktur Utama PT Banyumas Raya Transportasi, Ipoeng Martha Marsikun, menegaskan bahwa langkah ini merupakan lompatan besar. Banyumas menjadi kota pertama di Jawa Tengah dan kota kedua setelah Jakarta yang menerapkan sistem pembayaran QRIS Tap.
“Kami sangat mengapresiasi langkah Bank Indonesia atas digitalisasi pembayaran ini. Pelanggan kami semakin dimudahkan,” kata dia.
Hingga kini, penggunaan QRIS baik Tap maupun barcode di Trans Banyumas telah mencapai lebih dari 300 ribu transaksi penumpang.
Ipoeng menambahkan, peningkatan transaksi QRIS di armada Trans Banyumas cukup signifikan.
“Masyarakat sangat terbantu. Ke mana-mana kan sekarang bawa handphone. Tinggal isi saldo, sudah bisa jadi alat pembayaran,” ujarnya.
Ia juga berharap ke depan QRIS dapat terintegrasi dengan sistem tarif khusus, misalnya privilege free 90 menit, sehingga penumpang bisa berpindah armada tanpa biaya tambahan. Program ini masih dalam tahap pembahasan.
Hadirnya QRIS Tap bukan sekadar inovasi pembayaran, tetapi juga simbol perubahan budaya transportasi di Banyumas. Dari kebiasaan membawa uang tunai dan menyiapkan kartu khusus, masyarakat kini cukup membawa smartphone. Satu sentuhan kecil di mesin TOP telah membuka pintu menuju transportasi yang lebih modern, efisien, dan ramah pengguna.
Dan bagi penumpang seperti Arno, teknologi ini bukan hanya soal bayar lebih praktis tetapi mengubah pilihan transportasi harian mereka.