Semarang, serayunews.com
Hadir dalam kegiatan tersebut, Sekda Provinsi Jawa Tengah Sumarno, Wakil Ketua DPRD Jateng Sukirman, Bendahara Umum AMSI Maryadi dan Ketua Umum AMSI, Wenseslaus Manggut yang hadir secara virtual.
Dalam sambutannya, Sekda Provinsi Jawa Tengah, Sumarno mengatakan, media punya peran penting sebagai penyeimbang informasi untuk meluruskan berita bohong atau hoax.
“Kondisi saat ini banyak berita bohong atau hoax bertebaran di media sosial maupun media digital. Karena pesatnya teknologi, semua orang bahkan bisa jadi wartawan, bisa melakukan fitnah dan menyebar informasi palsu, sehingga media punya peran penting sebagai penyeimbang, dan sebagai media klarifikasi informasi yang simpang siur,” ujar Sumarno.
Menurutnya, media siber harus mampu mengedukasi masyarakat sehingga bisa berdampak positif dalam pembangunan di daerah.
Selama ini masyarakat selalu mendapat informasi yang cepat melalui media siber/ online. Namun, tidak sedikit pula informasi yang didapat itu berisi informasi yang tidak valid, berita bohong (hoax), dan ujaran kebencian
“Seperti kemarin saat menghadapi kabar kembali jebolnya tanggul di Tanjung Emas yang beredar dan meresahkan masyarakat, ternyata informasi itu adalah hoax. Inilah pentingnya peran media, sebagai penghubung pemerintah untuk menginformasikan kebenaran,” katanya.
Senada, Wakil Ketua DPRD Jateng Sukirman, menyambut baik program kerja cek fakta dan literasi digital AMSI.
“Ini cukup menggembirakan. Akhirnya muncul optimisme baru dalam memerangi informasi tidak valid, berita hoax, dan ujaran kebencian. Ternyata ada teman-teman AMSI yang memberitakan fakta di lapangan secara relistis, dan mengungkapkan berita secara objektif,” imbuhnya.
Politisi Partai Kebangkitan Bangsa ini mengatakan, pers sebagai pilar keempat demokrasi memiliki tugas sebagai media informasi alternatif yang dapat dipercaya, termasuk menyosialisasikan program DPRD Provinsi Jateng.
“Masyarakat membutuhkan media yang objektif yang sesuai fakta, bukan media yang provokatif. Semoga AMSI terus menelurkan programnya, tentu saja bisa berkolaborasi dengan pemerintah dan DPRD Provinsi Jawa Tengah,” ujar Sukirman.
Ketua Umum AMSI, Wenseslaus Manggut mengatakan, dalam situasi seperti sekarang, hidup media memerlukan kolaborasi dengan pemerintah daerah, pemerintah pusat, serta berbagai pihak.
“Banyak yang mengeluh soal hoax, soal informasi tidak valid dan ujaran kebencian yang terjadi di era digital, sehingga AMSI menginiasi dengan menghadirkan program cek fakta dan literasi digital,” ujarnya.
Wenseslaus mengajak anggota AMSI untuk membentuk komunitas dengan kepolisian, dan pemerintahan serta melakukan kolaborasi dengan berbagai pihak.
“Kami sangat berharap temen-temen anggota AMSI di daerah menginisiasi dan menciptakan ruang digital dan berkolaborasi dengan pemerintah,” jelasnya.
Ketua AMSI Jateng, Nurkholis mengatakan, bahwa AMSI Jawa Tengah memiliki beberapa program kerja yang mendukung pemerintah dalam memerangi berita bohong hoax dan ujaran kebencian.
“AMSI berinisiatif menyelenggarakan FGD Focus Group Discussion Cek Fakta di 3 tempat yakni Semarang, Jakarta dan Makasar yang di dalamnya berisi rekomendasi pentingnya cek fakta dan literasi digital,” ujarnya.
Jawa tengah khususnya Kota Semarang, diharapkan bisa jadi pilot project penyelenggaraan focus group discussion (FGD) cek fakta dan literasi digital sebagai langkah memerangi berita bohong yang banyak beredar.
Seperti diketahui, Rakerwil AMSI Jateng diselenggarakan sejak tanggal 2-3 Juni 2022 di Ramayana Room Patra Hotel Convention Semarang.
Tercatat, hingga saat ini ada sebanyak 19 media siber lokal yang masuk dalam keanggotaan AMSI Jawa Tengah.