
SERAYUNEWS – Universitas Terbuka (UT) Purwokerto terus memperkuat peran Sentra Layanan Universitas Terbuka (SALUT) sebagai ujung tombak pelayanan pendidikan jarak jauh (PJJ). Hal tersebut ditegaskan dalam kegiatan Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) UT Purwokerto yang mengusung tema “Penguatan Kapasitas dan Kolaborasi SALUT dalam Peningkatan Layanan dan Mutu PJJ Universitas Terbuka” di lantai 4 Gedung UT Purwokerto, Selasa (16/12/2025)
Direktur UT Purwokerto, Dr. Prasetyarti Utami, S.Si., M.Si., mengatakan Rakorda secara rutin digelar setiap semester sebagai forum koordinasi dan penguatan kemitraan dengan SALUT yang tersebar di wilayah kerja UT Purwokerto.
“Rakorda ini memang selalu kami adakan setiap semester untuk mengumpulkan SALUT. Saat ini kami memiliki 43 SALUT yang tersebar di tujuh kabupaten dan satu kota. Mereka adalah mitra strategis UT,” ujarnya.
Menurutnya, SALUT berperan penting dalam mendekatkan layanan UT kepada masyarakat. Tidak hanya melayani administrasi akademik, SALUT juga mengawal mahasiswa sejak proses registrasi hingga kegiatan kemahasiswaan.
“Kami tentu tidak mungkin mengawal mahasiswa satu per satu secara intens. Di sinilah peran SALUT, karena mereka fokus pada mahasiswa di wilayah masing-masing, memastikan kebutuhan mahasiswa terpenuhi,” kata dia.
Keberadaan SALUT juga menjadi solusi bagi masyarakat di daerah terpencil yang ingin melanjutkan pendidikan tinggi namun terkendala jarak. SALUT menyediakan berbagai fasilitas pendukung seperti tempat layanan, jaringan internet, hingga perangkat komputer atau laptop, dengan standar operasional prosedur (SOP) yang telah ditetapkan UT.
“Bagi masyarakat yang jauh dari UT Purwokerto, SALUT menyiapkan sarana agar mereka tetap bisa mengakses layanan UT dengan mudah,” ujarnya.
Dr. Prasetyarti mengungkapkan, SALUT UT Purwokerto mulai dibentuk sejak 2018. Awalnya hanya dua SALUT, namun kini berkembang pesat menjadi 43 sentra layanan. Kontribusi SALUT dinilai sangat signifikan dalam meningkatkan akses dan kualitas layanan pendidikan jarak jauh.
“Dampaknya sangat besar. Karena itu kami terus memberikan pelatihan, sosialisasi, serta penguatan nilai-nilai yang harus dimiliki SALUT, mulai dari budaya kinerja hingga standar mutu layanan,” katanya.
Melalui Rakorda ini, UT Purwokerto juga menekankan pentingnya profesionalisme SALUT dalam memperluas pasar akses pendidikan, khususnya di wilayah-wilayah yang belum terjangkau layanan perguruan tinggi konvensional.
“UT adalah perguruan tinggi yang sangat fleksibel. Mahasiswa bisa kuliah sambil bekerja, kuliah secara daring. UT menjadi solusi bagi siapa pun yang belum memiliki kesempatan melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi,” ujar dia.
Saat ini, UT Purwokerto tercatat memiliki hampir 40 ribu mahasiswa aktif. Dengan penguatan kapasitas dan kolaborasi SALUT, UT optimistis mutu layanan dan jangkauan pendidikan jarak jauh akan semakin meningkat serta semakin dirasakan manfaatnya oleh masyarakat luas.