SERAYUNEWS – Melihat tingginya data-data tahun sebelumnya terkait angka pernikahan dini dan stunting, Pemprov Jawa Tengah terapkan 2 Program yang diberi nama “5Ng” dan “Jo Kawin Bocah”.
Kedua program tersebut bertujuan untuk menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) serta mencegah dan mengurangi prevalensi stunting.
“5NG” merupakan akronim dari “JateNG GayeNG NginceNG WoNG MeteNG”, yang berarti mengintip orang hamil dalam Bahasa Jawa.
Program ini melibatkan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, fasilitas kesehatan di tingkat RT/RW, petugas kesehatan, penyuluh KB, dan Tim Pendamping Keluarga (TPK).
Sementara itu, program “Jo Kawin Bocah” diluncurkan sebagai gerakan pencegahan perkawinan anak.
Dalam program ini, Dinas Perempuan dan Anak Provinsi Jawa Tengah bekerja sama dengan Unicef Indonesia untuk menurunkan angka kematian ibu, angka kematian bayi, angka kematian balita, serta mencegah terjadinya stunting.
Melansir situs resmi BKKBN, selama tahun 2020 terdapat 12.972 orang yang melakukan pernikahan dini.
Beberapa kota yang menyumbang angka tertinggi di Jawa Tengah antara lain:
Kemudian, data stunting berdasarkan Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021, angka prevalensi stunting di Jawa Tengah tembus 20,9%.
Wilayah tertingginya ada di Jawa Tengah adalah Kabupaten Wonosobo (28,1%) sedangkan terendah adalah Kabupaten Grobogan (9,6%)
Meskipun Jawa Tengah memiliki prevalensi stunting di bawah rerata Nasional, Jateng ini menjadi salah satu dari 12 provinsi yang menjadi prioritas dalam percepatan penurunan stunting mengingat jumlah penduduknya yang besar.***