Advertisement
Advertisement
Baturraden, serayunews.com
Seusai kunjungannya, Pimpinan Komisi VIII DPR RI, Diah Pitaloka SSos MSi mengaku sangat senang dengan program-program yang dilakukan oleh Napza Satria Baturraden. Sebab, mereka yang direhabilitasi di tempat tersebut mendapatkan keterampilan serta kemampuan untuk beradaptasi di dunia luar setelah menjalani rehabilitasi.
“Kita melihat Balai Satria Baturraden ini progresnya cukup bagus, karena mereka (penghuni, red) diarahkan ke berbagai bidang usaha. Jadi mereka dikurangi dampak efeknya terhadap tubuh, kemudian pendekatan psikologis, dibantu menemukan jati diri, ini tidak mudah loh. Tetapi di sini bisa, dimana dalam diri mereka muncul dorongan, setelah muncul dorongan itu baru mereka mampu memperdayakan diri sendiri, di sini difasilitasi,” ujarnya.
Program usaha mengolah kopi, hingga menyablon baju menurut Diah program usaha yang cukup bagus. Ketika para penghuni selesai menjalani rehabilitasi mereka dapat melakukan berbagai usaha. Dengan adanya progres tersebut, Diah mengaku sepakat dengan anggota DPR RI Komisi VIII untuk mengusulkan bantuan peralatan usaha.
“Kita sepakat bersama teman-teman akan mengusulkan peralatan seperti barista, sablon, kita lihat kualitasnya sudah bagus, hanya perlu penambahan peralatan. Tadi saya lihat kualitas sepatunya juga sangat bagus,” ujarnya.
Sementara itu menurut Kepala Balai Satria Baturraden, Hendra Permana merasa senang dengan adanya kunjungan anggota DPR RI tersebut, dengan harapan antara Kementerian Sosial dengan DPR RI bisa selaras dalam berbagai program yang ada.
“Mereka ke sini dapat melihat langsung kondisi real anak-anak kita yang direhabilitasi. Kami dari Kementerian Sosial komitmen sekali dengan masalah napza ini,” kata dia.
Untuk kondisi sarana prasarani di lokasi Napza Satria Baturraden menurut Hendra masih adanya perluasan lahan, kemudian fasilitas keterampilan lainnya. Sehingga pihaknya langsung berusaha berkomunikasi dengan anggota DPR RI yang berkunjung.
“Karena kita di sini itu berusaha anak-anak yang selesai rehab di sini itu tidak langsung selesai, tetapi usaha mereka tetap jalan di luar sana. Ketika mereka diberdayakan dengan baik, sehingga saat mereka kembali ke lingkungan tidak memakai lagi,” kata dia.
Saat ini penghuni di lokasi itu mencapai 46 orang, dengan kapasitas yang ada mencapai 60 orang. Mereka didominasi dari wilayah Tengah meski demikian ada juga dari luar pulau Jawa yang menjalani rehabilitasi.
“Trennya sekarang psikotropika. Narkoba memang daa, cuman kebanyakan persentasenya 60 persen itu psikotropika, baru zat adiktif lainnya,” ujarnya.