
Agenda nobar atau nonton bareng, sudah jadi agenda wajib saat piala dunia digelar. Tapi agak berbeda tahun ini, menggelar nobar piala dunia betul-betul tak bisa dilakukan sembarangan karena ada aturan yang jika nekat dilanggar bisa terancam hukuman. Karena aturan itu, sejumlah kafe di Purwokerto akhirnya meniadakan program nobar piala dunia.
Purwokerto, serayunews.com
General Manager Meotel Purwokerto, Andre H Binawan memastikan, tahun ini tidak ada program nobar di kafe yang dikelola manajemen Meotel Purwokerto karena alasan finansial.
Untuk bisa mengadakan acara nobar piala dunia, Metoel Purwokerto harus membayarkan sejumlah uang kepada pemegang hak siar eksklusif Piala Dunia 2022 di Indonesia, yakni PT Surya Citra Televisi, PT Indosiar Visual Mandiri, PT Vidio Dot Com, dan PT Mediatama Televisi atau yang tergabung pada Grup SCM.
“Saat ini kami lagi masa pemulihan ekonomi, jadi belum stabil pendapatannya setelah pandemi Covid-19. Sementara untuk menggelar nobar piala dunia, paling tidak harus menyiapkan dana sekitar Rp 35 juta untuk lisensi siaran dari awal sampai akhir piala dunia,” kata dia.
Pengelola kafe di Purwokerto lainnya yang enggan disebutkan namanya mengaku, juga membatalkan program nobar piala dunia.
Selain persoalan lisensi, kafe yang dikelolanya berada di wilayah yang tergolong padat penduduk. Sehingga rencana awal menggelar nobar piala dunia, harus kandas karena persoalan dengan lingkungan.
“Warga sekitar melarang untuk menggelar nobar dan sudah ada perjanjian. Mereka tidak mau ada suara gaduh ketika menonton sepak bola. Jadi tahun ini, kami tidak menggelar nobar piala dunia,” kata dia.