Pertemuan di ruang rapat gubernur itu, berlangsung hangat. Selain Boris, delegasi juga diikuti oleh Dubes Swiss untuk Indonesia Olivier Zender, Kepala Kerjasama Ekonomi Dominique Paravicini dan Kepala Unit Promosi Perdagangan Monica Rubiolo. Sementara hadir dari Pemprov Jateng yakni Kepala DPMPTSP Ratna Kawuri, Kepala Dinkop UKM Ema Rachmawati, dan Kepala Disnakertrans Sakina Rosellasari.
Boris mengatakan, selama ini negerinya telah bekerjasama dengan Jateng. Merespons ramalan resesi global, Boris menyebut tidak khawatir.
Ia menyebut, kondisi perdagangan dua negara selama ini kondusif dan masih bisa berkembang. Ini mengingat sudah ada perjanjian perdagangan bebas antar dua negara.
“Saya tidak punya bola kaca untuk meramalkan kondisi tahun depan. Namun saya rasa akan terus berlanjut dan komitmen untuk kerjasama (dengan Jateng) tidak hanya untuk beberapa hari, tapi untuk jangka panjang,” ujar Boris.
Data DPMPTSP Jawa Tengah, investasi Swiss di Jawa Tengah menduduki tujuh besar. Hingga kuartal tiga 2022, jumlah investasi mencapai 50.285,80 ribu Dolar Amerika.
Realisasi investasi Swiss di Jateng pada beberapa sektor, di antaranya industri makanan, kimia dan farmasi, perikanan, perdagangan dan reparasi. Mereka tersebar di beberapa daerah, seperi Semarang, Wonosobo, Jepara, dan Rembang. Adapula nama industri besar semisal Nestle Indonesia yang memfokuskan produksi di Batang.
“Kita sudah ada kerjasama baik dengan pemerintah Indonesia, kita juga sudah punya beberapa proyek di Jawa Tengah. Saat ini kita bisa melanjutkan apa yang sudah ada, dan memperdalam kerjasama dengan Jateng,” paparnya.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengapresiasi kerjasama dengan Swiss. Ia berharap ke depan beberapa sektor yang belum dijamah, akan menarik investasi dari Swiss. Di antaranya, carbon trade juga sektor wisata.
“Besok rombongan dari Swiss akan melihat pabrik furniture yang selama ini didampingi di Kendal. Yang menarik, terkait perdagangan karbon (carbon trade), ini karena Jateng potensi mangrove, hutan kita jaga itu bisa diperdagangkan di sana. Dan mereka selalu bicara teknologi dan kualitas tinggi, kalau ada tindak lanjut kerjasama akan dapat keuntungan,” pungkas Ganjar.