Advertisement
Advertisement
Suara tembakan dan dentuman, memecah kesunyian di Purbalingga, Sabtu (19/3/2022) pagi. Beberapa personel TNI juga nampak bergerak di sejumlah ruas jalan dengan menggunakan persenjataan tempur lengkap. Mereka juga melepas tembakan dari senjata yang dibawa, sambil bergerak bersama sejumlah peralatan tempur.
Purbalingga, serayunews.com
“Mulai dini hari tadi sedang dilaksanakan Latihan pertempuran kota (Latpurkota) terintegrasi Yonif 406 Candra Kusuma (CK) Purbalingga. Lokasinya memang berada di wilayah Kelurahan Purbalingga Wetan dan wilayah kota,” kata Komandan Penerangan Korem 071 Wijayakusuma Mayor Inf Hendro Gunawan dalam keterangannya.
Dia menyebutkan terdapat 900 personel TNI yang ikut dalam Latpurkota di Purbalingga. Dalam latihan tersebut disimulasikan kontak senjata antara anggota TNI dengan musuh.
“Ada juga simulasi penghancuran bangunan yang dikuasai musuh,” jelasnya.
Dia menyampaikan, sosialisasi terkait Lapurkota telah dilakukan kepada warga sejak beberapa hari sebelumnya. Sehingga warga juga telah paham akan adanya kegiatan tersebut. Pembukaan Latpurkota dilaksanakan di lapangan Mako Yonif 406 CK Purbalingga, Jumat (18/3/2022).
Pembukaan dilakukan oleh Kabaglat Rindam IV Dip selaku koordinator umum latihan Kolonel Inf Marwan Supriyanto mewakili Komandan Rindam IV Diponegoro Kolonel Inf Mochamad Arif Hidayat.
Dalam kesempatan tersebut, Koordinator umum latihan, Kolonel Inf Marwan Supriyanto membacakan amanat Komandan Rindam IV Diponegoro Kolonel Inf Mochamad Arief Hidayat.
Komandan Rindam IV Diponegoro Kolonel Inf Mochamad Arief Hidayat menyampaikan, Latpurkota ini merupakan perintah langsung Pangdam IV Diponegoro yang harus dilaksanakan dengan penuh kesadaran, ikhlas dan penuh semangat.
“Latihan ini merupakan latihan non program atau Latihan Dalam satuan (LDS) jadi perlu di sadari oleh para peserta latihan sekalian,” ungkapnya.
Latar belakang pelaksanaan Latpurkota menurutnya sebagai perspektif pertempuran di masa yang akan datang di prediksi akan terjadi di perkotaan dimana musuh atau lawan akan menguasai obyek objek vital.
Seperti, kantor kantor pemerintahan dan instalansi energi, baik itu bersifat OMP seperti yang terjadi perang teluk (perang konvensional terakhir) maupun OMSP seperti yang terjadi di beberapa negara Afrika.
“Sedangkan perang hutan dan gunung masih tetap akan kita laksanakan,” katanya.