
SERAYUNEWS-Suasana sakral dan penuh haru terjadi saat pernikahan pasangan pengantin Nur Hidayat dan Yessi Ananda. Mereka melakukan janji suci di tengah duka bencana longsor yang terjadi di Dusun Situkung, Pandanarum, Selasa (25/11/2025).
Prosesi pernikahan dilakukan di masjid desa setempat. Hal ini dilakukan karena kedua rumah mempelai hancur akibat bencana tanah longsor yang terjadi pada 16 November lalu. Keduanya merupakan korban longsor dan saat ini tinggal di pengungsian.
Tak hanya itu, keluarga mempelai juga ada yang menjadi korban longsor, bahkan hingga hari terakhir pencarian korban, keluarga mempelai ini masih belum ditemukan. Kondisi ini membuat suasana haru saat dilakukan ijab kobul yang dilakukan oleh KUA setempat.
Pemilihan masjid sebagai tempat untuk mengungkapkan janji suci pernikahan ini karena lokasi ini dinilai satu-satunya tempat yang aman, terlebih rumah Yessi hancur sepenuhnya akibat longsoran tebing setinggi sekitar 100 meter. Sementara Ibunya, Marsiah (41), masih dinyatakan hilang hingga hari ini.
Yessi, sang mempelai wanita tak mampu menahan air matanya saat memasuki masjid yang dijadikan sebagai tempat berlangsungnya ijab kobul. Perseteruan batin antara bahagia dan kesedihan berbaur menjadi satu saat dirinya menjalani momen sakral tersebut, apalagi moment bahagia ini tanpa kehadiran ibunya.
“Rasanya sedih menikah saat ada musibah seperti ini, tetapi mau bagaimana lagi. Namanya musibah, tidak ada yang tahu,” ujar Nur Hidayat, sang mempelai pria.
Diakui sang mempelai pria Nur Hidayat, sebenarnya rencana pernikahan akan dilakukan pada 4 Desember mendatang, kesepakatan ini dilakukan atas persetujuan keluarga sebelum terjadinya bencana. Namun adanya bencana membuat rencana pernikahan ini dipercepat, terlebih keluarga mereka menjadi korban bencana.
Sementara itu, Penghulu dari KUA Pandanarum, Mutolib, mengatakan, sebenarnya rencana pernikahan mereka sudah didaftarkan ke KUA Pandanarum, rencana pernikahan akan dilakukan pada 4 Desember mendatang.
“Karena adanya musibah, keluarga meminta agar pernikahan dipercepat. Kami berusaha membantu semaksimal mungkin, mempermudah syarat administrasi, dan melayani sesuai tugas kami,” katanya.
Sebelum dilakukan pernikahan, wali nikah, Sudarto, memberikan mandat kepada dirinya untuk menikahkan putrinya dengan Nur Hidayat. Sementara untuk mas kawin, pengantin pria memberikan mahar berupa seperangkat alat salat. Hal ini membuat suasana ijab kabul berlangsung haru, tangis keluarga pecah setelah pengantin pria mengucapkan ijab kobul.
“Saat saksi menyatakan sah, suasana haru menyelimuti kedua mempelai, bahkan banyak keluarga maupun masyarakat yang menyaksikan pernikahan ini ikut terharu, terlebih momen bahagia ini tidak dapat disaksikan sang ibu dari mempelai,” katanya.
Usai akad, Yessi bersama suaminya mendatangi lokasi longsor dan menabur bunga. Di antara puing-puing dan tanah yang bergeser, Yessi memanjatkan doa agar ibunya masih dapat ditemukan atau setidaknya mendapat tempat terbaik.
Tragedi yang merenggut rumah dan anggota keluarga tak menghentikan langkah pasangan ini untuk tetap melanjutkan hidup. Namun duka yang mengiringi pernikahan mereka menjadi pengingat betapa beratnya dampak bencana bagi warga terdampak.