Sekitar 70 ribu pelanggan PDAM di Cilacap ikut terdampak dari fenomena keruhnya Sungai Serayu. Itu disebabkan karena lumpur kiriman dari Waduk Mrica Banjarnegara, yang mengakibatkan air Sungai Serayu di wilayah Banyumas dan Cilacap menjadi sangat keruh.
Cilacap, serayunews.com
Adanya fenomena itu, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Cilacap terpaksa menghentikan produksi air bersih karena kondisi air Sungai Serayu dinilai tak layak. Sehingga, setidaknya pada Kamis (7/4/2022), para pelanggan yang berada di sebelas kecamatan mengalami gangguan layanan air bersih.
Direktur Utama PDAM Tirta Wijaya Cilacap Bambang Yulianto mengatakan, pihaknya menghentikan produksi di dua Instalasi Pengolahan Air (IPA), yakni IPA Kesugihan dan IPA Maos. Alasannya, karena kondisi air baku atau Intake di kedua IPA tersebut dipenuhi air lumpur.
“Tidak bisa produksi untuk sementara waktu, karena air sungai tercemar lumpur. Bahkan cukup pekat,” katanya melalui keterangan tertulis yang diterima serayunews.com, Jumat (8/4/2022).
Ia menjelaskan, adapun kedua IPA tersebut melayani sedikitnya sebelas kecamatan yang ada di Cilacap, antara lain Kecamatan Cilacap Selatan, Cilacap Utara, Cilacap Tengah, Kawunganten, Jeruklegi, Adipala, Kesugihan, Maos, Kroya, Sampang, dan Nusawungu.
Bambang mengungkapkan, tim teknis hingga saat ini masih melakukan pemantauan guna meminimalisir kekeruhan sumber air baku Sungai Serayu. Apalagi, tingkat kekeruhan air saat ini masih jauh dari ambang batas maksimal 600 nephelometrik turbidity unit (NTU).
“Kami mohon maaf dan mohon pengertian atas adanya fenomena ini, semoga permasalahan pasokan air bersih ke pelanggan dapat diselesaikan secepatnya,” tuturnya.
Di sisi lain, Bambang juga mengimbau kepada pelanggan untuk menandon atau menampung air bersih guna sebagai langkah antisipasi adanya ganguan layanan air bersih.