SERAYUNEWS-Demi mencari formulasi pelaksanaan Pilkada yang lebih baik di masa mendatang, KPU Kabupaten Banjarnegara menggelar rapat evaluasi pelaksanaan Pilkada serentak dengan melibatkan berbagai unsur.
Kegiatan yang diikuti oleh perwakilan partai politik, tim sukses paslon, tim kampanye, ormas, pemerintah, keamanan, serta dinas terkait ini dilakukan di Surya Yudha Sport Center Banjarnegara, Jumat (21/2/2025).
Ketua KPU Kabupaten Banjarnegara M Syarif SW mengatakan, evaluasi Pilkada melibatkan seluruh stakeholder terkait. Langkah ini dilakukan untuk mendengarkan kritik dan saran, serta masukan dan rekomendasi terkait pelaksanaan Pilkada di Banjarnegara, mulai dari pelaksanaan, pencalonan, penyusunan regulasi, kampanye, hingga penghitungan dan penetapan pasangan calon.
“Kami ingin mendapatkan masukan, rekomendasi, hingga hal-hal yang dinilai mungkin dalam pelaksanaan belum terlalu baik, apa saja yang harus diperbaiki. Tentu saja ini untuk Pilkada ke depan yang lebih baik lagi,” katanya.
Menurutnya, masukan tersebut sangat penting, terlebih terkait sejauh mana KPU Banjarnegara melayani pihak terkait, mulai dari tahapan maupun non tahapan, kampanye, serta lainnya. Meskipun secara umum pelaksanaan Pilkada di Banjarnegara berjalan aman dan terkendali.
“Kalau riak-riak pasti ada, termasuk kendala-kendala dalam pelaksanaan. Tetapi kedewasaan berpolitik masyarakat Banjarnegara sudah semakin bagus. Ini dapat dilihat saat penetapan pasangan calon bupati dan wakil bupati terpilih, semua paslon hadir, bahkan mereka saling memberikan apresiasi, saling memberikan semangat, dan memberikan ucapan selamat. Dan ini tidak ditemui di daerah lain,” katanya.
Dengan begitu, maka masyarakat semakin sadar akan berpolitik, dan ini menjadi modal penting dalam pembanguan daerah. Masyarakat yang kemarin berbeda pilihan kembali bersatu untuk membangun Banjarnegara. Sebab Pilkada ini bertujuan untuk mencari pemimpin menuju Banjarnegara yang lebih baik.
Pada kesempatan tersebut, juga muncul masukan terkait dengan regruping TPS Pilkada yang dinilai terlalu jauh dengan pemilih. Hal ini diakui oleh KPU Banjarnegara, sebab sesuai dengan regulasi, jumlah pemilih di TPS pada PIlkada ini mencapai 600 pemilih, sementara pada Pemilu hanya 300 pemilih.
“Ini tentu menjadi permasalahan bagi Banjarnegara, khususnya bagi mereka yang tinggal di pegunungan dan daerah terpencil. Ini juga yang menjadi kendala masyarakat karena jarak menuju TPS menjadi semakin jauh saat Pilkada, namun kami tetap terus melakukan sosialisasi tentang pentingnya Pilkada. Sehingga, kesadaran masyarakat meningkat dan bersedia hadir ke TPS guna ikut memilih calon pemimpinnya,” ujarnya.