Cilacap, serayunews.com
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Cilacap Awaluddin Muuri menyampaikan, pihaknya optimis atas kenaikan target investasi mencapai Rp 5 triliun dari tahun sebelumnya hanya sekitar Rp 913 miliar.
Meski demikian, kenaikan tersebut bisa dinilai berat, jika kondisi invetasi di Cilacap tidak stabil terutama karena dampak pandemi Covid-19. Namun pihaknya optimis tercapai dengan perkembangan infrastruktur di Cilacap semakin meningkat. Atas kenaikan target invetasi tersebut, pihaknya kini sedang lakukan kajian revisi rencana umum penamaman modal di Kabupaten Cilacap tahun 2012-2025.
“Kajian revisi rencana umum penanaman modal di kabupaten Cilacap, bentuknya nanti menghasilkan Peraturan Bupati (Perbup), merevisi Perbup tentang penanaman modal atas beberapa perubahan karena situasi dan kondisi perubahan yang cepat, sehingga perlu dirubah,” ujarnya, Rabu (29/09).
Awal mengatakan, adanya kenaikan dimungkinkan dari rendahnya target yang ditentukan, sedangkan capaian targetnya melebihi hingga berkali lipat. Sehingga setelah kajian memenuhi syarat nanti ada yang direvisi, seperti merubah beberapa pasal dan lampirannya nilai penanaman modal di Cilacap.
“Salah satu mendasar perubahan ini adalah nilai investasi yang masuk di Kabupaten Cilacap, semisal dalam Perbup tahun 2020 target Rp 913 miliar, dikajian Perbup ini menjadi Rp 5 triliun, tetapi ini belum finish, mudah-mudahan bisa direvisi, apakah itu terlalu tinggi atau cukup,” ujarnya.
Awal menambahkan, jika selama ini menurut Bappeda, dicontohkan target di tahun 2019 targetnya sekitar Rp 800 miliar, tetapi hasilnya bisa melampaui hingga 800% hingga triliunan, begitu juga di tahun 2020 targetnya melampaui sampai 400%. Sehingga dasar itu menjadi pertimbangan untuk menaikan target investasinya.
“Kita koordinasi dengan provinsi dan pusat, disana juga sudah menghitung, tahun 2022 potensinya masih terkait dengan kawasan industri, bahkan sudah ada yang masuk Cilacap dengan nilai investasi senilai Rp 500 miliar, itu salah satunya. Dan kawasan peruntukkan industri juga ada pengembangan,” ujarnya.
Selain itu menurutnya, PLTU Cilacap juga masih ada peluang, dengan pengembangan 5000 Mega Watt yang saat ini baru 3000 MW, termasuk bidang pariwisata dan pengembangan RDMP Pertamina Cilacap.
“Kalau saya optimis, hanya membuat targetnya hingga tahun 2025, misalnya ini turun dan terlalu naik, naiknya setiap tahun bisa 10-15%,” ujarnya.