Purwokerto, Serayunews.com
Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) merasa terpanggil untuk ikut andil dalam mewujudkan moderasi beragama yang membangun kerukunan umat serta kemajuan bangsa. Karenanya bersama dengan MPR RI, UMP menggelar deklarasi untuk terus menguatkan kerukunan umat beragama.
Rektor UMP, Dr Jebul Suroso mengungkapkan, kampus harus menjadi tempat untuk menyemai nilai-nilai moderat dalam beragama. Menurutnya ada empat nilai utama yang menjadi gerakan moderasi beragama yaitu komitmen kebangsaan, kerukunan, anti kekerasan, dan kearifan terhadap budaya lokal.
“Urgensi moderasi beragama bagi bangsa ini adalah keragaman dalam beragama. Ide dasar dari moderasi adalah untuk mencari persamaan dan bukan mempertajam perbedaan,” kata Rektor, Senin (28/3/2022).
Menurut Rektor UMP, masih butuh banyak kajian mendalam oleh para cendekia, akademisi dan lainnya tentang bagaimana berbangsa yang mengedepankan aspek kerukunan dan toleransi. Karenanya dalam kegiatan seminar, UMP juga melibatkan masyarakat umum, forum kerukunan umat beragama, serta civitas akademika.
“Bagaimanapun agama mempunyai potensi besar untuk bisa membendung ancaman dari luar dan dari dalam, sehingga jika kondisi sekarang kondusif dan rukun, maka harus terus dioptimalkan. Apalagi jika ada indikasi perpecahan, maka agama harus hadir sebagai jembatan untuk mencapai satu titik bersama,” tuturnya.
Dr Jebul menegaskan, tujuan dari deklarasi kerukunan umat beragama ini adalah sampai kepada tumbuhnya pemahaman dan sikap serta perilaku untuk bisa bersikap moderat. Hal ini merupakan warna baru dari toleransi kehidupan beragama.
Dinamika Berbangsa
Sementara itu, Sekjen MPR RI, Dr Ma’ruf Cahyono SH MH mengungkapkan, yang ada dalam proses bermasyarakat dan berbangsa adalah dinamika. Sehingga moderasi beragama merupakan instrumen agar kerukunan antar umat menjadi pendorong serta penguat dalam hidup bernegara. Sehingga tugas-tugas untuk membangun masyarakat dan bangsa dapat dijalankan dengan baik.
“Moderasi beragama merupakan suatu keniscayaan yang ada, dalam konteks kebutuhan proses yang dinamis. Untuk bisa mewujudkan Indonesia yang bersatu, adil dan makmur, jika tanpa komitmen kebangsan yang kuat, maka moderasi beragama merupakan jalan keluar dari hal-hal yang fundamental,” jelasnya.
Terkait adanya radikalisme, terorisme dan lainnya, lanjut Ma’ruf, dalam masyarakat yang dinamis dan bangsa yang bhinneka, karakteristik eksklusif akan muncul. Masing-masing mempunyai emosional terkait perbedaan, karena itu harus dicari titik temu.
Ma’ruf juga menyoroti pentingnya toleransi dan Indonesia dikenal sebagai bangsa yang humanis dan penuh toleransi. Menurutnya, humanitas jika dimoderasi dengan baik,tidak akan keluar dari komitmen kebangsaan, sekalipun masing-masing mempunyai emosional sesuai dengan keyakinannya.
Dari kalangan intektual muda, Deni Asy’ari memaparkan, pemerintah sudah menjadikan konsep moderasi beragama sebagai bagian dari kebijakan dalam upaya mengkap paham ektrimisme ataupun radikalisme. Sehingga penerapan moderasi beragama menjadi instrumen penting, namun dalam implementasinya bukan hanya sebatas konsep. Tetapi juga berkaitan dengan pemahaman dan kearifan.
“Moderasi beragama ini merupakan implementasi sikap dan pikiran dalam menjalankan agama berdasarkan ajaran yang esensial, yaitu melindungi martabat kemanusiaan yang berlandaskan pada kemaslahatan umum, adil, berimbang dan menghindari kekerasan,” terangnya.
——————————————–
Langkah Penerapan Moderasi Beragama :
‐——————————————
sumber : Deni Asy’ari