SERAYUNEWS – Film Mungkin Kita Perlu Waktu merupakan drama keluarga besutan Teddy Soeriaatmadja, salah satu sineas terkemuka di Indonesia.
Film ini menyajikan kisah emosional tentang trauma, kehilangan, dan pentingnya komunikasi dalam keluarga.
Mengangkat cerita seorang remaja bernama Ombak yang mengalami trauma mendalam pasca kematian kakaknya, film ini menjanjikan nuansa reflektif yang menyentuh hati penonton.
Dalam narasinya, film ini mengajak penonton merenungi bagaimana setiap anggota keluarga memproses duka dengan cara berbeda.
Ada yang mampu terbuka dan saling mendukung. Namun, tidak sedikit pula yang memilih diam, memendam rasa sakit, hingga akhirnya menjadi bom yang siap meledak sewaktu-waktu.
Besutan Teddy Soeriaatmadja, yang sebelumnya terkenal lewat karya-karya seperti Lovely Man dan About A Woman, film ini pasti memiliki kualitas penyutradaraan yang solid.
Pemilihan pemain juga memperkuat daya tariknya. Bima Azriel memerankan tokoh Ombak, sosok remaja yang berusaha memahami kembali hidup di tengah rasa kehilangan.
Tissa Biani hadir sebagai karakter yang menjadi pendamping emosional Ombak dalam proses pemulihannya.
Kehadiran aktris senior seperti Sha Ine Febriyanti dan aktor berpengalaman Lukman Sardi menambah bobot akting dalam film ini.
Kekuatan mereka dalam menggambarkan emosi yang dalam diharapkan dapat menyentuh penonton dan menyampaikan pesan film dengan kuat.
Dengan kolaborasi kru dan pemeran yang solid, film Mungkin Kita Perlu Waktu akan menjadi salah satu film drama keluarga terbaik di pertengahan tahun 2025.
Pembahasan utama film ini terletak pada bagaimana komunikasi atau ketidakhadirannya mampu memengaruhi proses penyembuhan luka batin dalam keluarga.
Film ini tidak hanya menyentuh isu trauma. Akan tetapi, film juga mengkritisi kebiasaan sebagian keluarga yang memilih menyimpan rasa sakit demi menjaga kedamaian yang semu.
Melalui karakter Ombak dan interaksinya dengan keluarga, penonton akan melihat bahwa keterbukaan dan dukungan emosional saling berperan penting dalam menyembuhkan luka traumatis.
Ketika komunikasi tidak terbangun, luka akan terus mengendap, hingga menjadi beban yang bisa menghancurkan seseorang.
Di sinilah letak kekuatan film ini. Ia tidak sekadar menyajikan kisah duka, tapi juga memberikan harapan atas permasalahan yang terjadi.
Sinematografi yang intim, musik latar yang lembut, serta dialog-dialog reflektif menjadi kekuatan teknis yang mendukung nuansa emosional film ini.
Tak hanya cocok untuk tontonan keluarga, film ini juga relevan untuk siapa saja yang pernah mengalami kehilangan dan kesulitan mengungkapkan perasaan.
Film Mungkin Kita Perlu Waktu akan tayang di bioskop pada 15 Mei 2025.
Dengan narasi yang kuat, akting menjanjikan, serta isu yang sangat dekat dengan keseharian masyarakat, film ini berpotensi menjadi refleksi penting tentang bagaimana keluarga seharusnya hadir dalam proses pemulihan luka batin.
Bagi penonton yang merindukan drama penuh makna, luka batin dan kejujuran emosional, film ini patut untuk masuk di list tontonan Anda. Nantikan di bioskop kesayangan Anda!***