SERAYUNEWS – Beberapa waktu lalu, viral video seorang mahasiswa teknik di Universitas Negeri Lampung yang menagis setelah wisuda.
Ternyata, mahasiswa dalam video itu akhirnya berhasil menyelesaikan pendidikannya usai menjalani kuliah selama 14 semester. Seperti di ketahui, semester 14 itu adalah masa studi terlama untuk jenjang S1.
Cerita mahasiswa Unila itu, tak berbeda jauh dengan yang di jalani mahasiswa Universitas Negeri Semarang (UNNES) asal Cilacap ini.
Adalah Didik Armansyah, mahasiswa Jurusan Teknik Mesin yang di terima lewat jalur tanpa tes dan penerima beasiswa Bidikmisi.
Sebagai mahasiswa yang di terima lewat SNMPTN, tentu saja Didik bukanlah siswa sembarangan. Terlebih, dia juga mendapatkan beasiswa Bidikmisi yang penerimanya calon mahasiswa berpotensi akademik.
Lantas, apa yang membuat Didik menyelesaikan studinya hingga 14 semester? Berikut cerita singkat Didik, mengenai cerita kehidupannya selama menjadi mahasiswa ‘senior’ di UNNES Semarang.
Selama kuliah, Didik terbilang aktif di beberapa organisasi termasuk Badan Eksekutif Mahasiswa. Dia bahkan pernah menjabat sebagai Wakil Presiden BEM KM UNNES, pada tahun 2020 silam.
Kemudian di tingkat regional, Didik juga pernah menjabat Presiden Dewan Energi Mahasiswa (DEM) Semarang, Periode 2021-2022.
“Karena harus mengemban amanat itu, saya harus menunda kelulusan. Tapi itu menjadi pilihan saya, agar bisa lebih bermanfaat sekaligus mengasah softskill,” ujarnya.
Sejak awal kuliah, Didik tak pernah meminta uang kepada orangtuanya. Selain dapat dukungan dari beasiswa Bidikmisi yang di terimanya, dia berusaha mencukupkan kebutuhan hariannya lewat beragam upaya.
“Ada banyak sumber rezeki, asal mau berusaha. Saya sangat meyakini slogan ‘siapa yang bersungguh-sungguh, pasti sukses,” ujarnya.
Program Kampung Energi, merupakan kegiatan organisasi yang paling membuatnya terkesan. Sederet kegiatan dan program, berhasil di telurkan di dusun Tambaklorok, kelurahan Tanjung Mas, Kota Semarang.
Ada beberapa kegiatan yang di laksanakan di Kampung Energi, di antaranya mengedukasi energi baru terbarukan (EBT). Program ini kata dia, bertujuan untuk memberikan edukasi tentang transisi energi.
“Edukasi ini di sampaikan kepada anak-anak, remaja, dan orang dewasa, di akhiri dengan penempelan stiker hemat energi di stop kontak atau saklar listrik rumah warga,” ujarnya.
Selanjutnya, ada program pemasangan fasilitas Wifi gratis di Taman Baca Tambaklorok. Sebab, sekarang jaringan internet di perlukan untuk menunjang kegiatan belajar anak-anak.
Program ini di dukung juga dengan DEM mengajar, yakni program semacam memberikan les gratis kepada anak-anak yang masih sekolah di taman baca.
“Pemasangan wifi gratis ini, dapat dukungan dari Pemerintah Kota Semarang,” katanya.
Program fisik lainnya yang di lakukan, pemasangan lampu penerangan jalan bertenaga sinar matahari.
“Pemasangan lampu PJU panel surya ini, hasil rakitan DEM Semarang dan volunteer kampung energi,” katanya.
Pada akhir program Kampung Energi, warga Tambaklorok di minta menyampaikan pesan dan kesan selama kegiatan berlangsung.
DEM Semarang, juga memberikan donasi untuk warga yang terdampak banjir rob di Dusun Tambaklorok.
“Alhamdulillah, kegiatan kampung energi ini dapat sambutan baik dari warga Tambaklorok,” katanya.
Dengan padatnya kegiatan di luar perkuliahan, Didik Armansyah tetap merampungkan studinya dengan nilai yang sangat memuaskan. Pemuda asal Dusun Blisuk, Gunungtelu, Karangpucung, Cilacap ini, lulus dari Jurusan Teknik Mesin UNNES Semarang dengan IPK 3,45.
“Saya baru wisuda 9 Agustus 2023, Alhamdulillah ada belasan karangan bunga dari orang-orang yang pernah bekerjasama selama aktif berorganisasi,” ujarnya.***