Wisata Curug Cipendok Banyumas, Curug Indah yang Konon Dihuni Peri Hutan

Hangesti ArumJurnalis:Hangesti Arum
mitos Curug Cipendok Banyumas
Mitos Curug Cipendok Banyumas (Foto: Instagram.com/@explorebanyumas)

SERAYUNEWS – Banyumas juga memiliki obyek wisata alam, salah satunya adalah wisata alam Curug Cipendok.

Curug Cipendok di Banyumas terkenal dengan keindahan pemandangannya. Selain itu, menurut mitos, curug ini dihuni oleh peri hutan.

Dari kota Purwokerto, Anda bisa menempuh perjalanan kurang lebih 15 kilometer ke barat untuk bisa sampai ke Curug Cipendok Banyumas ini.

Curug Cipendok menampilkan pemadangan air terjun di tengah hutan yang cantik. Karena memang cukup tinggi, maka percikan air yang terjun ke bawah membentuk butiran-butiran tipis yang sekilas mirip salju.

Curug Cipendok oleh karena itu menjadi salah satu wisata alam yang cukup populer di wilayah Banyumas, Jawa Tengah.

Meski begitu di balik keindahannya, Curug Cipendok juga menyimpan kisah mistis. Hal ini tentu wajar karena memang letaknya cukup jauh di dalam hutan.

Meski ada di tengah hutan, tetapi akses jalan untuk menuju ke Curug Cipendok sudah dilalui jalan aspal sehingga mudah untuk dijangkau.

Menurut mitosnya, di Curug Cipendok ini dihuni oleh sosok makhluk halus bernama Dewi Intan yang berwujud peri hutan.

Mitos Peri Hutan di Curug Cipendok Banyumas

Masyarakat sekitar Curug Cipendok masih banyak yang percaya dengan mitos ini. Dibuktikan dengan saat ini setiap tahunnya diadakan upacara Gregeg Suran.

Upacara Gregeg Suran tersebut diadakan dalam rangka menghormati Dewi Intan yang dipercaya tinggal di Bukit Sudem yang terletak di samping curug.

Ketika Perang Diponegoro berlangsung, daerah Banyumas berhasil dikuasai oleh Belanda karena Pangeran Diponegoro dan pasukannya kalah.

Setelahnya, Belanda ingin membuka lahan di hutan Gunung Slamet tersebut. Kala itu, hutan di lereng Gunung Slamet terbilang masih lebat.

Entah bagaimana meski telah dicoba upaya pembukaan lahan selama 8 bulan tetapi tetap gagal. Pohon yang telah ditebang akan kembali berdiri tegak keesokan harinya.

Atas kejadian ganjil tersebut Raden Ranusentika kemudian bersemedi di bawah curug. Dari hasil semedi itu ia bertemu dengan peri hutan dan mengetahui keberadaannya.

***