SERAYUNEWS-Dalam rangka merayakan Natal 2024, Lapas Khusus Karanganyar, Nusakambangan, memberikan kesempatan istimewa bagi warga binaan beragama Nasrani untuk merayakan momen kebersamaan dengan keluarga mereka.
Sebanyak 14 orang warga binaan yang telah memenuhi persyaratan mendapatkan fasilitas video call dengan keluarga pada Rabu, 25 Desember 2024.
Kegiatan ini berlangsung di ruang khusus yang disiapkan oleh pihak Lapas untuk memungkinkan komunikasi antara warga binaan dan keluarga mereka, meski terpisah oleh jeruji besi.
Perayaan Natal yang dilaksanakan dengan cara berbeda ini memberikan makna mendalam bagi para warga binaan. Mereka dapat berbicara langsung dengan keluarga, berbagi kebahagiaan, doa, dan menyampaikan pesan kasih dalam suasana penuh sukacita.
Meskipun berada di dalam penjara, kesempatan ini memberikan rasa kedekatan dengan orang-orang tercinta yang seolah-olah hadir di samping mereka.
“Perayaan Natal ini adalah momentum untuk mempererat ikatan keluarga, sekaligus memberikan kesempatan bagi warga binaan untuk merasakan kasih sayang dan dukungan dari orang-orang terdekat mereka,” ungkap Kalapas Karanganyar, Riko Purnama Candra.
Tak hanya memberikan kebahagiaan emosional, kegiatan ini juga dilakukan dengan pengamanan ketat guna memastikan kelancaran dan ketertiban selama video call berlangsung.
Tim Tanggap Darurat bersama petugas Lapas mengawasi setiap sesi kunjungan secara cermat. Pengamanan Lapas Karanganyar memastikan bahwa kegiatan ini dipastikan aman dan tertib. Pengamanan diperketat tanpa mengurangi kenyamanan warga binaan yang sedang berbicara dengan keluarga mereka.
Perayaan Natal 2024 ini menunjukkan pentingnya pemberian hak-hak sosial kepada warga binaan. Meskipun mereka tengah menjalani proses pembinaan di dalam lapas, mereka tetap dihargai sebagai bagian dari masyarakat yang berhak merasakan kebahagiaan bersama keluarga.
Diketahui, Lapas Khusus Karanganyar Nusakambangan merupakan Lapas dengan pengamanan super ketat (super maximum security). Lapas ini dihuni oleh narapidana dengan status risiko tinggi. Untuk itu kunjungan dibatasi dengan ketat, termasuk melalui video call.