SERAYUNEWS – Polisi berhasil menangkap dua orang pelaku penganiaya yang menyebabkan kematian pria berinisial HP (42) di Desa Kaliori, Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas pada hari Selasa (21/5/2024). Dua pelaku yang ditangkap AD (41) dan RK (25) keduanya warga Kecamatan Sokaraja. Dari tertangkapnya dua pelaku kronologi kejadian tersebut akhirnya diketahui. Mula kasus ini adalah karena pembuatan tato kupu-kupu.
Kapolresta Banyumas, Kombes Pol Edy Suranta Sitepu menjelaskan bahwa kasus penganiayaan tersebut terjadi pada hari Selasa (21/5/2024) sekitar Pukul 15.45 WIB. Bermula dari AD menghubungi RK untuk mendatangi rumah pembuatan tato yang merupakan adik ipar dari HP di Desa Kaliori. Setelah menunggu pembuat tato, ternyata yang datang justru kakak iparnya yakni HP yang berprofesi sebagai sopir.
“Ketemu dengan korban terjadi perkelahian. Pada saat perkelahian terjadi, korban tertusuk empat dengan empat luka tusukan di bagian badan korban yakni di perut dan punggung. Jadi penyebab kematian korban tertusuk di dada menembus ke paru-paru sehingga terjadi pendarahan hebat,” ujarnya dalam konferensi pers di Mapolresta Banyumas, Rabu (22/5/2024).
Setelah itu, korban kemudian dibawa ke rumah sakit, hingga akhirnya ditanyakan meninggal dunia karena kehabisan darah. “Sekitar pukul 16.00 WIB kami yang mendapati laporan tersebut langsung menuju ke lokasi dan meminta keterangan saksi di TKP. Kami kemudian mendapatkan informasi dari saksi jika tersangka dua orang,” kata dia.
Setelah berhasil diketahui identitas para saksi, kemudian polisi mendapati informasi bahwa para tersangka berada di wilayah Kecamatan Banyumas. “Kemudian anggota kami melakukan pengejaran terhadap tersangka. Sekitar pukul 18.30-19.00 WIB kami berhasil mendeteksi keberadaan pelaku berada di Kecamatan Banyumas, kemudian menangkap kedua pelaku,” ujarnya.
Sementara itu menurut Kasat Reskrim Polresta Banyumas, Kompol Andriansyah Rithas Hasibuan mengungkapkan jika dalam perkelahian dua lawan satu tersebut, tersangka AD menahan tubuh korban HP kemudian untuk RK melakukan penusukan terhadap korban. “Baik pelaku maupun korban sama-sama sudah menyiapkan senjata tajam. Pelaku AD juga sempat tertusuk di bagian pahanya,” kata dia.
Hal tersebut juga dibenarkan oleh pelaku AD saat diinterogasi oleh polisi. Ia mengaku telah mempersiapkan senjata tajam tersebut dari rumah kemudian ke lokasi kejadian hingga kemudian terjadi perkelahian.
Jadi, insiden berdarah itu bermula dari pacar AD yang meminta dibuatkan tato kupu-kupu pada adik ipar HP. Namun, AD menilai hasilnya tak memuaskan. Sejak saat itu, ketegangan terjadi. Pembuat tato kemudian melaporkan ketegangan itu ke kakak ipar yang tak lain adalah HP.