SERAYUNEWS– Presiden Joko Widodo (Jokowi) menilai, Tahun 2023 menjadi tahun berat bagi dunia, termasuk Indonesia. Fenomena El Nino dan faktor geopolitik dunia, menyebabkan pasokan pangan sejumlah negara terganggu.
“Ini tahun yang berat bagi dunia, tak terkecuali Indonesia. El Nino, kenaikan suhu bumi, kemarau panjang yang menyebabkan gagal tanam dan gagal panen, hingga faktor geopolitik dunia telah mempengaruhi pasokan pangan,” tulis Jokowi di akun instagramnya, Senin (16/10/2023).
Dijelaskan, semua tantangan yang dialami dunia itu telah diantisipasi. Pemerintah berupaya menyiapkan cadangan beras yang cukup untuk masyarakat. Pemerintah juga sudah jauh-jauh hari telah menyiapkan infrastruktur yang diperlukan.
“Infrastruktur yang diperlukan untuk menjaga ketahanan pangan telah kita bangun, dari waduk, ribuan embung, hingga jaringan irigasi,” terang orang nomor satu di Republik Indonesia, dalam unggahan mengenai Hari Pangan Sedunia 2023 ini.
Menurut dia, dengan kesiapan dini dan perencanaan yang cermat, Indonesia akan mampu menghadapi segenap tantangan. Baik yang sifatnya global, maupun yang terjadi di kawasan. Baik yang berlangsung lama maupun musiman.
Dalam sebuah kesempatan di Kabupaten Indramayu, Kepala Negara menyebutkan, fenomena El Nino telah menyebabkan kekeringan di sejumlah daerah. Kondisi itu menyebabkan para petani di sejumlah wilayah tak dapat mengolah lahan dan ada yang gagal panen.
Menurunnya jumlah produksi panen, menyebabkan harga komoditas beras di pasaran melambung. Untuk menurunkan dan menjaga kestabilan harga beras, pemerintah akan terus menambah cadangan beras yang ada di Bulog. Cadangan pangan beras di Bulog mencapai 1,7 juta ton.
“Cadangan di Bulog 1,7 juta ton dan akan datang lagi kira-kira 500, 600 ribu ton. Artinya cadangan pangan kita kondisinya aman, tapi memang kita tetap butuh beras ini juga untuk masuk ke pasar agar harga bisa turun sedikit demi sedikit,” ungkapnya.