SERAYUNEWS- Sebanyak 30 balon udara berukuran raksasa, bakal memeriahkan Festival Balon Udara UMP #2. Gelaran akbar itu akan berlangsung di Lapangan Sepak Bola Mas Mansoer, Kampus 1 UMP, Minggu (26/5/2024).
Selain penerbangan balon udara, akan ada lomba vlog bagi pengunjung festival untuk memperebutkan juara 1, 2, dan 3.
Menurut Ketua Panitia Festival Balon Udara UMP #2, Wildan Aji Saputra, dalam festival tersebut akan ada berbagai kegiatan menarik. Termasuk penerbangan balon udara yang melibatkan 30 peserta, dari Komunitas Balon Udara Wonosobo.
Ada juga Festival Kenthongan, serta Festival Kuliner Pedagang Sunmor UMP meramaikan acara.
Festival tersebut untuk memberikan wadah kepada para seniman balon udara dalam memamerkan karya mereka. Selain itu, festival ini juga menjadi wujud dari UMP sebagai kampus yang selalu mengikuti perkembangan zaman dengan menghadirkan event yang kekinian.
Balon udara tradisional tidak terlepas dari kesenian khas kreativitas Indonesia, khususnya di beberapa daerah salah satunya di Wonosobo. Terdapat keselarasan, ketrampilan, kekompakan serta bakat yang sangat positif.
Festival balon udara sudah menjadi tradisi dan destinasi wisata di Wonosobo. Menurut Ketua Komunitas Balon Wonosobo, Agam Setyobudi, tradisi menerbangkan balon di Kabupaten Wonosobo sudah ada sejak tahun 1930-an. Leluhur Wonosobo, telah lama menjalankan tradisi ini.
Ciri khas balon udara Wonosobo yaitu ciri khas motif batik hingga motif modern unik, dengan menonjolkan estetika. Motif dan kerapian dalam pembuatan, menjadi prioritas karena ada gengsi antar kelompok pembuat balon.
Balon-balon udara biasanya akan naik bersama-sama sejak pukul 05.30, sampai kurang lebih pukul 09.00 WIB. Mengapa pagi hari, karena di saat itulah waktu terbaik bagi balon raksasa setinggi 7 meter dan berdiameter 3-4 meter ini terbang dengan angin yang masih stabil.
Motif dan teknik pembuatan balon khas Wonosobo, terbilang rumit. Balon-balon ini terbuat dari kertas dengan motif-motif khas Wonosobo, sangat bervariasi dan warna-warna yang kontras.
Saat terbang, setiap balon tradisional berisi udara melalui metode pengasapan dari pembakaran batok kelapa di tungku kaleng.
Setiap balon sudah melalui proses yang rumit, memerlukan waktu pembuatan rata-rata dua minggu hingga satu bulan lamanya.
Balon akan turun jika sudah mulai kehabisan udara dan akan ada lagi pengasapan jika masih memungkinkan.
Selain sebagai atraksi wisata, ini juga sebagai upaya pelestarian tradisi balon Wonosobo agar terus berkembang dan tidak punah.