SERAYUNEWS– Wafatnya Mahatma Gandhi terjadi pada tanggal 30 Januari. Gandhi terkenal dengan ajarannya yang tanpa kekerasan.
Mendengar kata seorang anarkis kita selalu membayangkan seseorang bertopeng atau dengan bandana, melemparkan bom molotov ke barisan polisi saat terjadi demonstrasi yang penuh kekerasan.
Sulit untuk mendamaikan gambaran stereotip kaum anarkis dengan gagasan pasifisme, paham yang menentang adanya kekerasan atau paham yang mencintai perdamaian.
Namun, sepanjang sejarah pemikiran anarkis, selalu ada individu yang menganjurkan cara-cara damai dan tanpa kekerasan. Salah satunya adalah Mohandas Karamchand Gandhi atau Mahatma Gandhi.
Mahatma Gandhi terkenal lewat 4 prinsip perdamaiannya. Prinsip-prinsip tersebut adalah Bramkhacharya (mengendalikan hasrat seksual), Satyagraha (kekuatan kebenaran dan cinta), Swadeshi (memenuhi kebutuhan sendiri), dan Ahimsa (tanpa kekerasan terhadap semua makhluk).
Lewat empat prinsip perdamaiannya, Gandhi berhasil menjadi inspirasi dunia. Metode persuasif Gandhi bahkan mengilhami para pemimpin pergerakan hak-hak sipil di seluruh dunia, termasuk mendiang Martin Luther King Jr di Amerika Serikat.
Gandhi memulai perjuangannya pada 12 Maret 1930 ketika memimpin pergerakan massa ke wilayah pesisir pantai.
Aksi tersebut bertujuan untuk menentang monopoli garam oleh penjajah Inggris.
Melansir dari History, penjajah Inggris memberlakukan Undang-Undang Monopoli Garam guna melarang warga India mengumpulkan atau menjual hasil laut tersebut. Padahal, garam adalah salah satu bahan makanan pokok di India.
Gandhi kemudian mendeklarasikan perlawanan dengan memberi tema, satyagraha, atau pembangkangan sipil secara massal. Gerakan ini menjadi momentum awal menuju kemerdekaan India.
Gandhi juga melakukan aksi mogok makan. Ia puasa hingga 21 hari. Tujuan aksi ini adalah untuk menolak sejumlah kebijakan Pemerintahan Kolonial Inggris yang semakin membuat rakyat India sengsara. Dia melakukan itu juga untuk menolak aturan pemilihan umum yang sangat jauh dari demokratis.
Hingga pada akhirnya, pada 1920, pria yang mendapat julukan ‘The Father of the Indian Nation’ itu menjadi pemimpin gerakan kemerdekaan India.
Tanggal 30 Januari 1948 ia meninggal mengenaskan. Kala itu, dia sedang menggelar acara doa bersama di New Delhi. Tiba-tiba saja seseorang mengacungkan pistol dan menembaknya dari jarak dekat.
Pemerintah India kemudian menetapkan setiap tanggal 30 Januari sebagai Martyrs Day atau Hari Martir.
Tujuan utama Gandhi bukanlah untuk mencapai kekuasaan politik. Tujuannya adalah untuk membangun masyarakat yang mengendalikan diri sendiri. Masyarakat anarki yang tercerahkan adalah masyarakat di mana setiap individu menjadi penguasanya sendiri.
Mahatma Gandhi pernah berkata jika mata dibayar dengan mata, maka seluruh dunia akan buta. Ungkapan ini dapat bermakna, jika sebuah kekerasan dibalas dengan kekerasan, tidak akan ada kedamaian di dunia ini.
Wafatnya Mahatma Gandhi akan tetap menjadi pengingat kehilangan dunia akan sosok pembawa ajaran tanpa kekerasan.*** (O Gozali)