SERAYUNEWS – Rabu (17/4/2024) bertepatan dengan satu pekan usai bulan suci Ramadan meninggalkan umat Muslim di seluruh dunia. Artinya, memasuki bulan berikutnya yaitu Syawal.
Pada bulan ini, sebagai seorang yang beragama Islam, ada sebuah sunah untuk menjalankan ibadah puasa selama 6 (enam) hari.
Terdapat beberapa keutamaan ketika kita mengerjakannya. Setidaknya, ada 5 hikmah saat melaksanakan Puasa Syawal, mulai dari penyempurnaan Ramadan hingga tanda syukur kepada Sang Pencipta. Untuk itu, simak ulasan selengkapnya pada artikel berikut ini.
Melansir dari laman resmi muhammadiyah.co.id, Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah berpandangan bahwa ada dua cara yang berbeda dalam melaksanakan puasa sunah Syawal.
Pertama, umat Islam dapat memilih untuk mengerjakan puasa enam hari secara berturut-turut. Kedua, mereka juga bisa menjalani puasa tersebut secara terpisah-pisah, menyesuaikan dengan jadwal dan kesibukan individu masing-masing.
Tentunya, kebebasan ini memberikan kemudahan atau fleksibilitas kepada umat Islam untuk menyesuaikan pelaksanaan puasa Syawal dengan kondisi dan kebutuhan mereka.
Beberapa mungkin memilih untuk melaksanakannya berturut-turut guna merasakan konsentrasi spiritual yang lebih mendalam. Ada juga yang lain memilih untuk membagi-bagi puasa tersebut demi menghindari kelelahan atau menyesuaikan dengan kegiatan sehari-hari.
Berikut ini adalah 5 hikmah yang dapat umat Islam rasakan, ketika melaksanakan puasa sunah Syawal.
1. Setara dengan Pahala Berpuasa Setahun
Hikmah pertama ialah sesuai sebuah hadis Rasulullah yang menyebutkan, pahala orang ketika melaksanakan puasa Syawal setara dengan berpuasa setahun lamanya.
“Siapa saja yang berpuasa Ramadhan, kemudian dilanjutkan dengan enam hari di bulan Syawal, maka seperti pahala berpuasa setahun.” (HR Muslim).
2. Penyempurna Puasa Ramadan
Puasa sunah Syawal menjadi penyempurna dari ibadah puasa selama bulan Ramadan. Hal ini sebagaimana salat, yang bila ingin menyempurnakan salat fardu, maka seseorang sebaiknya melaksanakan shalat sunah rawatib, yaitu qabliyah dan bakdiyah.
3. Tanda Puasa Ramadan Diterima
Ketiga, puasa Syawal sebagai pertanda puasa Ramadan kita Allah SWT terima. Adapun umat Islam yang membiasakan puasa usai berakhirnya puasa Ramadan adalah orang yang beruntung. Kebiasaan tersebut menjadi pertanda Allah SWT menerima puasa sebelumnya.
4. Tanda Syukur kepada Allah SWT
Puasa sunah Syawal sebagai tanda syukur kita kepada Allah SWT. Di bulan Ramadhan banyak anugerah yang Allah limpahkan, seperti ampunan, pahala yang berlipat-lipat, dan seterusnya.
Sebuah hadis Rasulullah yang diriwayatkan oleh Sahabat Abu Hurairah RA menegaskan hal itu.
“Siapa saja yang berpuasa Ramadhan dengan dasar iman, dan berharap pahala dan ridha Allah, maka dosanya yang lalu akan diampuni.” [dalam riwayat lain]: “Siapa saja yang menghidupkan malam hari bulan Ramadhan dengan dasar iman, dan berharap pahala dan ridha Allah, maka dosanya yang lalu akan diampuni.” (HR Bukhari dan Muslim)
5. Tanda Istiqamah usai Puasa Ramadan
Kelima atau terakhir yaitu puasa Syawal sebagai tanda istiqamah akan ibadah seusai puasa Ramadan. Semangat beribadah pada bulan suci Ramadan, hendaknya tidak sekadar menjadi musiman. Akan tetapi, harus dipertahankan di bulan-bulan berikutnya.
Sementara itu, puasa Syawal merupakan salah satu bentuk usaha yang dapat kita lakukan untuk melestarikan ketaatan ibadah bulan Ramadan.***