Berdasarkan data yang dihimpun Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Purbalingga, hingga Minggu (6/12/2020), rumah rusak mencapai 76 unit. Terbagi atas rusak berat 20 rumah, rusak sedang 1 rumah, dan rusak ringan 55 rumah.
“Sampai Minggu sore tercatat menjadi 76 rumah terdampak, terdiri dari rusak ringan, sedang, dan berat,” kata Ketua BPBD Kabupaten Purbalingga Muhammad Umar Fauzi melalui kasi kedaruratan dan logistik Muksoni, Minggu (6/11/2020) malam.
Sedangkan jumlah warga yang terdampak tercatat ada 658 jiwa dari 185 kepala keluarga. Tetapi, yang menempati tempat pengungsian ada 582 jiwa. Sebab, ada warga yang mengungsi di tempat saudara.
“Di pengungsian yang disediakan, ada 582 jiwa,” ujarnya.
Warga yang menempati pengungsian di gedung SDN 2 desa setempat, terus dipantau oleh petugas. Termasuk juga soal kondisi kesehatannya. Sejauh ini para pengungsi masih dalam kondisi aman. Hanya ada dua orang yang mengalami sakit ringan.
“Kami pantau pengungsi dari pagi sampai jam tujuh malam, tapi ketika ada hal mendesak kami 24 jam siaga. Dua orang sakit biasa, pusing kaya gitu. Itu lansia,” katanya.
Kebutuhan bahan makanan sampai saat ini masih sangat aman. Bantuan dari para berbagai elemen masyarakat terus berdatangan. Termasuk juga persediaan obat, juga masih mencukupi.
“Untuk dapur umum kami pusatkan di wilayah atas, setiap pagi didistribusikan,” ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, pada Kamis (3/12/2020) malam, terjadi fenomena pergerakan tanah di Dusun Pagersari, Desa Tumanggal, Pengadegan. Peristiwa itu mengakibatkan 52 rumah rusak. Hal itu dipicu curah hujan yang tinggi. Sedangkan kontur dan topografi lahan di wilayah ini cenderung perbukitan. Dengan elevasi yang cukup terjal mencapai 30 derajat.
“Beberapa rumah retak dan bahkan ada yang ambruk. Ada dua rumah yang turun, karena tanah anjlok,” kata Umar.