SERAYUNEWS – Isu kedatangan lebih dari 1.000 pengungsi Rohingya ke Indonesia belakangan ini menjadi sorotan masyarakat.
Para pengungsi ini tiba dengan menggunakan perahu, melarikan diri dari kamp pengungsian yang penuh sesak di Bangladesh yang kondisinya semakin memburuk.
Melansir dari berbagai sumber, kemungkinan alasan di balik keputusan mereka ini terletak pada kondisi hidup yang sulit di Bangladesh.
Kabarnya, para pengungsi menghadapi keterbatasan dalam hal makanan, keamanan, pendidikan, dan kesempatan pekerjaan di kamp-kamp yang penuh sesak.
Di sisi lain, Presiden Joko Widodo (Jokowi) tak lama ini mengungkapkan dugaan kuat keterlibatan jaringan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) dalam arus pengungsi Rohingya di Indonesia.
Dalam konferensi pers di Jakarta, Jokowi memerintahkan otoritas berwenang untuk mengusut dan menindak pelaku TPPO dengan tegas.
Adanya pengungsi Rohingya, khususnya di Provinsi Aceh, menjadi fokus utama.
Di samping itu, pemerintah juga menegaskan pentingnya memberikan bantuan kemanusiaan sementara kepada pengungsi dengan mengutamakan kepentingan masyarakat lokal.
Rencana penanganan krisis ini juga melibatkan pembahasan solusi bersama dengan Komisariat Tinggi PBB Urusan Pengungsi (UNHCR), lembaga internasional yang memiliki tanggung jawab atas isu pengungsi.
“Saya memperoleh laporan mengenai pengungsi Rohingya yang semakin banyak yang masuk ke wilayah Indonesia, terutama Provinsi Aceh,” kata Jokowi pada Jumat, 8 Desember 2023.
Pemerintah Indonesia pun akan terus berkoordinasi dengan organisasi internasional guna menangani masalah pengungsi Rohingya.
“Pemerintah Indonesia akan terus berkoordinasi dengan organisasi internasional untuk menangani masalah ini,” kata Jokowi.***