SERAYUNEWS – Salah satu amalan atau tirakat yang cukup terkenal di masyarakat Jawa adalah puasa mutih.
Amalan puasa mutih dipercaya dapat membantu mengabulkan hajat. Bahkan amalan ini juga diperbolehkan di dalam Islam.
Ada banyak amalan atau tirakat tertentu di dalam Islam dengan tujuannya masing-masing. Adapun salah satu amalan terkenal yang dapat dilakukan untuk mengabulkan hajat adalah dengan melakukan amalan puasa mutih.
Puasa mutih adalah puasa yang ketika sedang berpuasa maka kita hanya diperbolehkan untuk makan dan minum sesuatu yang berwarna putih dan rasanya tawar. Ini sesuai dengan kata “mutih” yang diambil dari kata “putih”.
Oleh sebab itu, bagi yang sedang berpuasa mutih tidak diperbolehkan untuk makan makanan yang mengandung bumbu seperti gula hingga garam.
Contoh makanan dan minuman yang dapat dikonsumsi ketika sedang puasa mutih adalah nasi putih dan air putih saja.
Itulah makanan yang bisa dimakan ketika sedang berbuka puasa dalam puasa mutih. Jadi, puasa mutih ini berbeda dari puasa pada umumnya di mana bebas menyantap makanan apapun saat berbuka.
Amalan aau tirakat puasa mutih cukup terkenal di kalangan masyarakat Jawa. Namun rupanya, di dalam Islam puasa ini juga diperbolehkan untuk dilakukan.
Tidak ada larangan tertentu untuk makan makanan tertentu ketika berbuka puasa di dalam Islam. Asalkan tetap berusaha untuk membatalkan puasa ketika waktunya berbuka.
Selain itu, diperbolehkan pula untuk menentukan bacaan atau amalan tertentu dalam suatu ibadah.
Sebenarnya, puasa mutih adalah tirakat yang berasal dari tradisi Jawa Kuno atau yang biasa disebut Kejawen.
Ada banyak tujuan mengapa orang melakukan amalan ini, namun salah satu manfaat yang diperoleh akan memperoleh kelebihan di bidang sisi spiritual karena merupakan laku prihatian untuk membantu mengabulkan hajat terutama hajat besar.
Dari segi medis, rupanya puasa mutih juga terbukti sehat karena dapat melakukan detoksifikasi atau pembuangan racun dari dalam tubuh.
***