Cilacap, serayunews.com
Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Cilacap AKP Ris Andrian Yudo Nugroho, SH, S.I.K, M.I.K melalui Kanit Gakkum IPDA Adim Haryoko, SH mengatakan, bahwa ada sebanyak 29 kasus laka lantas selama libur Lebaran, mulai tanggal 28 April hingga 8 Mei 2022 atau di masa Operasi Ketupat Candi 2022 di Cilacap.
Dari 29 kasus kejadian laka lantas tersebut, tercatat ada 2 korban meninggal dunia, 7 korban luka berat, dan 37 orang luka ringan, dengan kerugian material ada sekitar Rp31 juta.
“Dibanding dengan kejadian di tahun 2021 (selama libur Lebaran) naik 21%, korban meninggal dunia turun 71%, korban luka berat naik 100%, korban luka ringan naik 118%. Jumlah kerugian material menurun 27%,” ujar IPDA Adim Haryoko, SH saat dikonfirmasi, Selasa (10/5/2022).
Menurutnya, adapun faktor yang mempengaruhi laka lantas itu, salah satunya disebabkan fluktuasi jumlah pengguna jalan saat berlakunya Operasi Ketupat Candi 2022 (libur Lebaran 1443 H) yang diprediksi meningkat hingga tiga kali lipat dari tahun sebelumnya.
“Analisis Polisi, dari kejadian kecelakan didominasi oleh warga lokal bukan dari pemudik. Adapun kesadaran tertib berlalu lintasnya kurang,” katanya.
Pihaknya juga menilai, rata-rata korban meninggal dunia karena tidak memakai helm, serta ada indikasi kendaraan bermotor yang tidak lengkap.
“Salah satunya helm tidak dipakai, kedua spion juga tidak dipakai padahal penting, jadi masih kurang sadar hukum tertib berlalu lintas di jalan,” ujarnya.
Selain itu, menurutnya laka lantas juga dipengaruhi oleh faktor manusia dengan kesadaran yang masih rendah. Ia mencontohkan dengan pemikiran suasana Lebaran polisi tidak menilang dan dianggap Lebaran itu bebas, sehingga terjari hal-hal yang tidak diinginkan. Sebab menurutnya, terjadinya laka lantas, salah satunya diawali dari pelanggaran dan tidak tertibnya berlalu lintas.
“Meskipun kita sudah antisipasi dari awal sampai akhir operasi, kita sering melaksanakan imbauan kepada masyarakat, baik yang melewati jalur mudik maupun jalur lokal, kita melaksanakan sosialisasi berlalu lintas dan prokes,” ujarnya.
Untuk itu, petugas mengimbau kepada masyarakat, setelah selesainya dilaksanakan Operasi Ketupat Candi oleh kepolisian, bagi pengguna jalan diimbau tertib berlalu lintas dan menerapkan prokes serta selalu memakai helm bagi pengendaran sepeda motor.
“Gunakan helm pengaman bukan hanya takut karena ada polisi, tapi itu untuk keselamatan, pengguna jalan pemakai motor roda dua wajib memakai helm, untuk meminimalisir tingkat fatalitas kecelakaan,” ujarnya.
IPDA Adim menambahkan, untuk jalur mudik di wilayah selatan terbilang normal. Serta jalur selatan-selatan juga lebih normal, seperti di Rawaapu Patimuan lalu lintasnya terbilang landai. Selain itu, di jalur selatan Pos Mergo juga landai tidak terjadi kemacetan.
“Hanya ada troubel yang kita hadapi cuma ada satu di Pos Sampang, arah dari Bandung ke Jogja, soalnya arah Bandung-Purwokerto dialihkan ke jalur Sampang,” ujarnya.
Menurutnya, dengan pengalihan arus tersebut, menjadikan bertemunya pengguna jalan baik roda dua maupun roda empat di Sampang. Namun untuk kepadatan arus yang sempat terhambat bisa diatasi tidak sampai terjadi kemacetan, masih dalam kondisi ramai lancar (roda tetap berputar).
“Kesimpulannya untuk saituasi Kamseltibcarlantas di Cilacap (arus mudik dan arus balik Lebaran) normal, lancar, ramai terkendali tidak ada kemacetan,” ujarnya.