SERAYUNEWS- Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi (Tiwi) mengakui, bahwa angka stunting di sejumlah kecamatan di wilayah masih tinggi. Salah satunya di Kecamatan Rembang yang masih 15 %. Oleh karena itu, sejumlah gerakan akan dia lakukan.
“Angka stunting di Kecamatan Rembang, masih harus kita turunkan signifikan. Angka prevalensi stunting di Rembang mencapai 15%, cukup jauh dari rata-rata kabupaten yang sudah 11,78 %,” kata Bupati Tiwi.
Hal itu dia sampaikan saat Silaturahmi dan Halal Bihalal Bupati bersama Aparatur dan Masyarakat di Pendopo Cokrosunaryo, Kecamatan Rembang, Jumat (3/5/2024) lalu.
Dia menugaskan Forkompimcam bersama Puskesmas dan kader-kader kesehatan, untuk turun ke bawah melakukan penanganan. Tujuannya agar kasus stunting bisa turun, syukur-syukur hingga di bawah rata-rata kabupaten.
Tiwi meyakini, menuntaskan kasus stunting di Kecamatan Rembang ini bukan hal mustahil. Asalkan seluruh unsur terkait serius, termasuk pemerintah desa melalui intervensi dana desanya.
“Itu bukan hal mustahil, kalau Camat, Kapus (Kepala Puskesmas) dan kader kesehatan fokus bergerak bareng-bareng. Apalagi APBDes juga boleh untuk penanganan stunting, tinggal ada action nyata,” katanya.
Dia juga menekankan peran penting semua pihak, baik Pemerintah, masyarakat, maupun sektor swasta, untuk berkontribusi aktif dalam memerangi stunting.
“Yang saya harapkan kebersamaannya dalam rangka penurunan stunting di Kabupaten Purbalingga,” katanya.
Tiwi mentargetkan prevalensi stunting di kabupaten Purbalingga berada di bawah 10 persen pada 2024 ini.
“Saat ini sudah bagus, karena sudah di bawah target nasional, 12,1 persen pada Agustus 2023 dan mendapatkan penghargaan. Harapan kita stunting di Purbalingga, berada di angka satu digit atau di bawah 10 persen. Nanti akan kita evaluasi setiap 3 bulan sekali,” ungkapnya.