SERAYUNEWS– Pemerintah Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, bergerak cepat melokalisasi dusun yang terjangkit penyebaran antraks. Hal itu guna mengantisipasi agar penyakit antraks tidak menyebar ke wilayah lain.
“Kembali munculnya antraks di salah satu dusun di Kapanewon Semanu, Pemerintah Kabupaten Gunungkidul telah bergerak. Bergerak untuk mengantisipasi agar tidak menyebar ke wilayah lain,” tulis keterangan di akun instagram @pemkabgunungkidul.
Upaya Pemerintah Kabupaten Gunungkidul, melalui Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan bersinergi dengan Dinas Kesehatan telah mengantisipasi dengan melakukan surveilence sejak tanggal 3 Juli 2023.
Wakil Bupati Gunungkidul, Heri Susanto menyebutkan, dari upaya itu, hasilnya sebanyak 87 warga seropositif antraks. “Untuk sementara waktu, di wilayah Padukuhan Jati kita lokalisasi agar tidak menyebar kemana-mana,” ujarnya dikutip serayunews.com, Jumat (7/7/2023).
Lebih lanjut Heri menambahkan, dalam penanganan kasus penyakit yang ditimbulkan bakteri bacillus anthracis itu, perlunya koordinasi terus menerus. Selain itu upaya mengedukasi masyarakat, agar sadar dan mengerti bahaya dan antisipasi antraks.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Gunungkidul, Sidig Hery Sukoco menyebutkan, pihaknya selalu melakukan pemantauan terhadap penambahan kasus baru di wilayah tersebut.
“Selanjutnya akan ada pemeriksaan serro survey/serologi pada semua faktor risiko penduduk baik yang mengonsumsi maupun tidak mengonsumsi,” papar dia.
Dia juga mengatakan telah melakukan provilaksis, pemberian obat antibiotik untuk semua faktor risiko.
Sedangkan warga yang baru saja meninggal, hanya satu yang terkonfirmasi hasil laboratorium RSUP dr Sardjito dan dua dengan diagnosis lainnya. Jumlah sapi dan kambing yang terkena antraks sendiri sejumlah 6 sapi dan 6 kambing.