Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Provinsi Jawa Tengah, Agus Wariyanto mengatakan bahwa ada sejumlah langkah strategis.
Agus menjelaskan, penyakit yang penyebabnya oleh bakteri bacillus anthracis, jika menyerang hewan, dapat tertular juga ke manusia.
Oleh karena itu, Agus berharap warga Jateng untuk tidak panik dan tetap waspada.
“Memang penyakit ini zoonosis, bisa menular ke manusia. Tetapi upaya pencegahan penting, misal kalau terjadi antraks (bangkai hewan) dikubur, kalau perlu cor dan tandai tempat menguburnya. Karena sporanya bisa bertahan 75 tahun. Sehingga generasi berikutnya tahu di situ ada hewan yang tertular,” tuturnya dilansir serayunews.com pada laman jatengprov.go.idpada Jumat (7/7/2023).
Agus menambahkan, Jawa Tengah memiliki beberapa pos lalu lintas ternak yang berbatasan dengan DI Yogyakarta.
Prosedur Pengetatan dan Vaksinasi
Selain menerapkan prosedur kesehatan, pihaknya juga melakukan pengetatan pemeriksaan Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH), atau asal hewan tersebut.
Pihaknya menyebut, penyediaan vaksin untuk membentengi hewan yang belum tertular agar lebih imun. Sehingga, risiko penularan dapat di cegah dan di tekan.
“Untuk vaksin, kita sudah siapkan 25 ribu. Tentunya untuk hewan yang ada di daerah rentan, prioritasnya untuk daerah yang berbatasan dan punya (potensi) berdampak langsung,” imbuhnya.***