SERAYUNEWS – Nama Miss International Queen (MIQ) 2025 semakin ramai dibicarakan di berbagai platform media sosial maupun pemberitaan internasional.
Banyak orang bertanya-tanya, sebenarnya ajang ini apa, siapa saja yang bisa mengikuti, dan mengapa kompetisi ini dianggap penting?
Untuk menjawab rasa penasaran tersebut, berikut ulasan lengkap mengenai MIQ, mulai dari pengertian, sejarah, aturan peserta, hingga kontroversi yang kerap muncul di sekitarnya.
Nama Miss International Queen terdiri dari dua kata kunci. “International” menandakan bahwa para peserta datang dari berbagai negara dengan membawa identitas kewarganegaraannya masing-masing.
Sementara itu, “Queen” merujuk pada gelar bagi pemenang yang nantinya memiliki tanggung jawab untuk menjalankan misi sosial, advokasi, dan kegiatan amal selama masa jabatannya.
Miss International Queen adalah kontes kecantikan berskala internasional khusus bagi perempuan transgender. Ajang ini diadakan setiap tahun di Pattaya, Thailand, oleh Tiffany’s Show Pattaya Co., Ltd., sebuah grup kabaret transgender yang sudah berdiri sejak 1974.
Pertama kali digelar pada 2004, MIQ kini dianggap sebagai ajang paling bergengsi sekaligus terbesar di dunia yang diperuntukkan bagi komunitas transgender.
Misi utama dari MIQ bukan hanya sekadar menampilkan kecantikan fisik para finalis. Lebih dari itu, ajang ini bertujuan untuk meningkatkan penerimaan masyarakat terhadap transgender, mendukung pariwisata Thailand, sekaligus menyalurkan sebagian keuntungan siaran acara final untuk Royal Charity AIDS Foundation of Thailand.
Dengan demikian, MIQ tidak hanya menjadi panggung kecantikan, melainkan juga arena advokasi dan aksi sosial.
Sejak awal penyelenggaraan pada 2004, MIQ selalu digelar di Tiffany’s Show Theatre Pattaya dan telah masuk ke dalam kalender resmi pariwisata tahunan Thailand. Ajang ini dipimpin oleh Alisa Phanthusak sebagai presiden organisasi.
Setiap tahunnya, puluhan peserta dari berbagai belahan dunia datang untuk memperebutkan gelar bergengsi tersebut.
Dalam dua tahun terakhir, pemenang MIQ adalah Catalina Marsano dari Peru (2024) dan Midori Monét dari Amerika Serikat (2025).
Monét dinobatkan pada 20 September 2025 dengan tema “Beyond Beauty”, yang menekankan bahwa kompetisi ini menilai lebih dari sekadar penampilan luar, tetapi juga kemampuan berbicara, bakat, hingga peran sosial yang bisa dijalankan oleh pemenang.
Berdasarkan dokumen resmi penyelenggara, peserta MIQ adalah perempuan transgender dengan usia 18–35 tahun.
Baik yang sudah menjalani operasi maupun belum, semua diperbolehkan mendaftar selama memenuhi persyaratan lain, seperti mewakili kewarganegaraan sesuai paspor serta tidak pernah terlibat dalam industri publikasi dewasa.
Pemenang atau runner-up tidak diperkenankan untuk kembali mengikuti ajang ini, namun finalis lain masih bisa mencoba peruntungan di tahun berikutnya.
Sebelum malam final, seluruh peserta akan mengikuti rangkaian kegiatan selama kurang lebih dua minggu. Agenda tersebut mencakup pemotretan resmi, kegiatan sosial, konferensi pers, hingga parade bersama sponsor.
Meski membawa misi positif, MIQ tak lepas dari kontroversi. Beberapa kalangan menilai ajang ini masih terlalu menekankan standar kecantikan tertentu, meskipun klaim resmi penyelenggara menegaskan bahwa penilaian dilakukan secara menyeluruh, termasuk kemampuan advokasi dan kepribadian.
Selain itu, ada pula kritik dari kelompok konservatif yang menolak ajang ini dengan alasan nilai budaya dan agama.
Kendati demikian, popularitas MIQ terus meningkat setiap tahunnya. Dukungan dari komunitas internasional dan perhatian media global membuat ajang ini semakin dikenal luas.
Kehadiran pemenang-pemenang baru dengan latar belakang beragam juga memperkaya citra MIQ sebagai platform inklusif yang memberikan ruang bagi suara transgender di panggung dunia.
Itu dia penjelasan lengkap tentang apa itu ajang Miss International Queen 2025.***