SERAYUNEWS – Banjarnegara diyakini memiliki keterikatan historis yang erat dengan sejarah kerajaan Mataram Hindu-Buddha, Majapahit, hingga Mataram Islam. Hal ini terlihat dari toponimi wilayah yang menunjukkan keterkaitan tersebut.
Hal ini diungkapkan oleh guru besar sejarah Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) sekaligus Direktur Banjoemas Institute, Prof Sugeng Priyadi, Selasa (25/6/2024) di Purwokerto.
“Mandiraja misalnya, itu ada kaitannya dengan raja Mandi Minyak. Juga Gunung Raja dan lain-lain. Terkait dengan percandian di Dieng juga pasti erat kaitannya dengan Ratu Sima dan juga Sanjaya di awal pendirian Mataram Hindu. Di era Majapahit, Banyumas Raya adalah wilayah setara provinsi dengan pemimpin setara gubernur, Bhre Paguhan. Maka hingga Mataram Islam, banyak hal terkait dengan Banjarnegara,” katanya.
Ketua Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Banjarnegara Heni Purwono turut hadir dalam kesempatan tersebut, menyerahkan naskah babad untuk dikaji sekaligus membahas kegiatan dokumentarisasi sejarah Banjarnegara.
“Setiap kali bertemu Prof Sugeng, selalu ada saja fakta sejarah menarik yang kita dapatkan. Utamanya karena beliau banyak menganalisis fakta lapangan, teks babad, dan juga referensi prasasti yang terkait dengan sejarah Banyumas Raya. Kekuatan beliau adalah karena beliau orang lokal, sehingga paham benar dengan lingkungan yang diteliti. Berbeda dengan peneliti dari luar,” kata Heni.
Heni membawa babad dari Desa Petambakan terbitan tahun 1984 dengan tipe tembang Dandanggula setebal 63 halaman. Babad tersebut akan diterjemahkan dan dikaji lebih lanjut.
Selain itu, hadir juga Direktur Art Film Aziz Arifianto yang berencana membuat film mengenai sejarah Banjarnegara. Film itu untuk melengkapi kajian mengenai babad-babad yang selama ini telah banyak dikaji oleh Prof Sugeng Priyadi.
“Kami ingin agar apa yang ada dalam babad Banyumas dapat dialihbentukkan dalam audiovisual. Sehingga, dapat dinikmati oleh generasi saat ini yang rata-rata lebih suka menonton ketimbang membaca,” kata Aziz.