SERAYUNEWS – Persoalan HIV/AIDS, menjadi salah satu persoalan kesehatan bagi Pemkab Banyumas. Catatan Dinas Kesehatan, sampai awal tahun 2024 terdata ada 243 orang yang penderita.
Guna mengantisipasi kondisi tersebut, Pemkab Banyumas melakukan sejumlah langkah. Diantaranya adalah dengan memasifkan kegiatan donor darah, karena itu bisa menjadi salah satu cara deteksi dini.
Penjabat (PJ) Bupati Banyumas, Hanung Cahyo Saputro, meminta kepada anggota Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) Banyumas, untuk bersama-sama membantu mengatasi permasalahan AIDS yang mengkhawatirkan.
“Kami minta dukungan kepada anggota Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat dalam penanganan peredaran narkoba yang meresahkan. Tingginya angka kematian ibu dan anak, serta penyebaran AIDS yang mengkhawatirkan,” kata Hanung, Selasa (21/05/2024).
Berdasar data Dinas Kesehatan Banyumas, 243 orang itu berdasarkan kategori usia. Paling banyak ada di rentang usia 25-34 tahun. Kategori usia 15-24 ada 32 orang, sedangkan usia 35-44 ada 55 orang, usia 45 tahun ke atas ada 63 orang.
“Banyumas saat ini menduduki peringkat kedua dalam peredaran AIDS dan peringkat ketiga dalam peredaran narkoba di Jawa Tengah,” katanya.
Selain persoalan HIV/AIDS persoalan lain yakni soal peredaran narkoba yang meresahkan. Kemudian tingginya angka kematian ibu dan anak (AKI/AKB). Hanung mengungkapkan keprihatinannya, terhadap kondisi statistik yang mengkhawatirkan di Banyumas.
“Ini adalah sinyal alarm yang serius bagi pemerintah setempat, untuk bertindak cepat dan efisien. Kami membutuhkan bantuan semua pihak, termasuk FKDM, dalam upaya kami untuk memerangi peredaran narkoba. Kemudian mengurangi angka kematian ibu dan anak, dan mengendalikan penyebaran AIDS,” kata dia.
Terkait masalah kesehatan, terutama kematian ibu dan anak. Menurutnya karena usia yang masih terlalu muda dan usia tua, masih terlalu tinggi. Dia juga mengungkapkan bahwa angka kematian anak per bulan mencapai 15 anak, merupakan angka yang mengkhawatirkan pada tahun 2023.
“Selain itu, penyebaran AIDS juga menjadi fokus utama dalam upaya pencegahan dan pengendalian penyakit menular. Saya meminta anggota FKDM yang tersebar di 331 desa dan kelurahan untuk berperan aktif. Terutama dalam pelaporan dan pencegahan penyebaran penyakit ini, kepada pihak berwenang,” kata dia.
Menanggapi seruan ini, anggota FKDM akan berlatih meningkatkan kapasitas mereka dalam mengumpulkan informasi. Selanjutnya menulis laporan intelijen yang bermanfaat, bagi penanganan masalah-masalah kritis ini.
Kepala Bakesbangpol Kabupaten Banyumas, Eko Herus Surono, menegaskan pentingnya pelatihan ini dalam mempersiapkan FKDM untuk tugas-tugas yang lebih berat.
“Dengan kerjasama yang solid antara pemerintah dan masyarakat melalui FKDM, harapannya Banyumas dapat mengatasi tantangan-tantangan ini,” kata dia.