SERAYUNEWS– Pertamina Bina Medika IHC bersama Rumah Sakit Pertamina Cilacap menggagas aksi nyata melawan stunting dengan program CSR yang menggugah dan menyentuh langsung masyarakat. Dimulai dari para kader posyandu, perubahan besar tengah disiapkan untuk masa depan generasi Cilacap.
Kali ini, sejumlah kader Posyandu mengikuti kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) atau Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) yang digelar oleh Pertamina Bina Medika IHC, anak perusahaan dari PT Pertamina (Persero) di Rumah Sakit Pertamina Cilacap, Jumat (13/6/2025).
Melalui Upskill Kader Posyandu, sejumlah aksi nyata dilakukan, mulai dari pembagian timbangan bayi dan alat ukur lingkar kepala, hingga pelatihan pijat bayi yang dipandu langsung oleh para bidan profesional dari RS Pertamina Cilacap.
“Kami hari ini mengundang 16 kader posyandu dari seluruh Kabupaten Cilacap untuk mengikuti kegiatan pencegahan stunting. Salah satunya dengan menyerahkan donasi berupa timbangan bayi dan alat ukur kepala bayi,” ujar Rissa Miditya Roza dari Tim CSR Pertamina Bina Medika IHC.
Tak hanya itu, kegiatan juga mencakup penyerahan Posyandu Hijau, sebuah inovasi berkelanjutan yang memperkenalkan bibit tanaman keluarga seperti jahe merah dan kumis kucing. Tujuannya jelas, membangun ketahanan pangan rumah tangga yang mendukung kesehatan anak sejak dini.
Rissa menambahkan bahwa ini merupakan tindak lanjut dari arahan Presiden dan dukungan terhadap program MBG (Makan Bangsa Gizi). “Kita lagi ada kegiatan MBG, kita harus berkolaborasi dengan program pemerintah. Rencananya juga akan dibangun dapur MBG oleh Pertamina Persero, dan tahap awalnya hari ini kita perkenalkan dulu kepada para kader posyandu,” terangnya.
Sebagai langkah berkelanjutan, tim CSR Pertamina akan memantau penerapan program ini selama tiga bulan ke depan. “Kami akan memberikan buku menu bergizi dan memantau apakah benar-benar diterapkan. Tiga bulan lagi, kami akan kembali ke sini untuk melihat hasilnya,” imbuh Rissa.
Kegiatan ini menjadi yang pertama dilakukan di lingkungan IHC Pertamina, khususnya Rumah Sakit Pertamina Cilacap. Namun harapannya, ini bukan yang terakhir. “Kami ingin kegiatan ini mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat Cilacap, sekaligus memperkenalkan IHC sebagai bagian dari kontribusi Pertamina terhadap kesehatan masyarakat,” ujarnya.
Sementara itu, data dari Puskesmas Cilacap Selatan II yang berada di wilayah kerja Rumah Sakit Pertamina Cilacap mengungkapkan realitas yang cukup mengkhawatirkan. Dari total 1.561 balita yang tercatat, sebanyak 255 anak masih mengalami stunting. Rinciannya, terdapat 134 balita stunting di Kelurahan Cilacap dan 121 balita lainnya di Kelurahan Tegalkamulyan.
Namun, kondisi ini tidak dibiarkan begitu saja. Beragam upaya terus digencarkan demi menekan angka stunting di wilayah tersebut. Kepala Tata Usaha Puskesmas Cilacap Selatan II, Rina Kusriyana, menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan berbagai program terpadu dan menyentuh langsung masyarakat.
“Selain pemberian makanan tambahan, kami juga rutin mengadakan edukasi kepada ibu balita mengenai stunting. Ini dilakukan baik melalui kegiatan posyandu, kelas ibu hamil, maupun kelas ibu balita,” ungkap Rina.
Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa program pendampingan gizi juga menjadi perhatian serius. “Kami melakukan pendampingan PMBA (Pemberian Makan Bayi dan Anak) kepada para ibu, serta menggelar pelatihan pembuatan PMT (Pemberian Makanan Tambahan) bagi para kader posyandu,” jelasnya.
Tak hanya mengandalkan internal puskesmas, strategi penurunan stunting ini juga diperkuat dengan kolaborasi lintas sektor, termasuk dukungan program CSR dari berbagai mitra, seperti Pertamina Bina Medika IHC. Langkah ini menunjukkan komitmen bersama bahwa stunting adalah masalah bersama yang butuh solusi bersama.