Banjarnegara, Serayunews.com
Ketua Baznas Banjarnegara, Sutedjo Slamet Utomo mengingatkan, saat ini Banjarnegara masuk dalam lima kabupaten miskin ekstrem di Jawa Tengah. Bahkan, ada 58 desa yang masih tertinggal.
“Artinya kita masih harus kreatif dan kerja keras. Situasi ini menjadi PR Bersama, bukan cuma pemerintah saja. Untuk itulah Baznas menggandeng penyuluh agama Islam untuk melakukan pendataan, guna membantu pemerintah mengurangi kemiskinan ekstrem,” katanya.
Menurutnya, jelang ramadan dan idul fitri tahun ini, Baznas akan menyalurkan bantuan sembako pada 20 kecamatan yang ada di Banjarnegara. Satu kecamatan akan dipilih 75 warga kurang mampu, untuk menerima paket bingkisan. Baznas juga akan menyalurkan bantuan untuk pegawai honorer Pemda.
“Saya mohon bantuannya untuk mendata warga penerima bingkisan sembako. Bingkisan tersebut nilainya Rp 300 ribu. Isinya beras, gula, minyak, terigu, susu, teh, sirup, dan roti,” ujarnya.
Kepala Kantor Kementerian Agama Banjarnegara, Karsono mengatakan, dilibatkannya penyuluh agama Islam untuk membantu Baznas dalam persiapan penyaluran, penyuluh juga memiliki fungsi informatif, edukatif, konsultatif bagi masyarakat.
“Tepat jika penyuluh agama Islam jadi kader penggerak Baznas. Penyuluh nanti bisa memasukkan materi tentang pentingnya zakat dalam ceramah maupun sosialisasi kepada warganya. Menteri Erik Tohir juga telah memerintahkan kepada BUMN, BUMD, untuk melakukan pengumpulan zakat melalui lembaga yang ditetapkan pemerintah. Demikian juga organisasi profesi pun agar tidak melakukannya sendiri-sendiri,” katanya.
Dilibatkannya, para penyuluh agama dalam kegiatan Baznas adalah untuk mengetahui potensi dan kekuatan umat Islam dalam mengumpulkan dan membayar Zakat, Infaq, dan Sedekah. Dana-dana yang dihimpun Baznas, akan disalurkan untuk kesejahteraan masyarakat guna membantu pemerintah mengurangi angka kemiskinan.