SERAYUNEWS– Seorang Guru Penggerak di Cilacap Jawa Tengah menciptakan metode belajar sambil bermain memakai alat yang sederhana dengan sebuah kartu. Permainan ini bernama Domino Kartu Profil Pelajar Pancasila atau Dokar Panca.
Permainan Dokar Panca dalam mendukung kurikulum merdeka belajar adalah inisiasi Ajeng Alisa Narulita, S.Pd, seorang guru penggerak dari SMA Negeri 3 Cilacap. Dia menciptakan metode belajar ini sebagai salah satu alternatif mengurangi kepenatan siswa dengan belajar sambil bermain.
“Salah satu muara merdeka belajar yang digalakkan selama ini adalah profil pelajar pancasila, saya harap dengan permainan ini anak bisa apa saja nilainya dan dapat mengimplementasikannya, karena di dalam kartu itu pun dapat mengimplementasikannya langsung,” ujar Ajeng Alisa Narulita, Rabu (5/7/2023).
Selain itu menurutnya, metode pembelajaran Dokar Panca juga menerapkan filosofi Ki Hajar Dewantara, sehingga para siswa bisa belajar sambil bermain yang disesuaikan dengan zamannya.
Untuk permainan Dokar Panca sangat mudah, seperti bermain kartu domino pada umumnya, hanya saja isi atau gambar pada kartu diganti dengan nilai-nilai profil pelajar Pancasila.
“Permainan dapat dilakukan oleh 2 sampai 4 orang, kocok kartu lalu bagi rata dengan pemain. Pemain 1 menjatuhkan sebuah kartu, kemudian pemain 2 menjatuhkan kartu dengan nilai profil pelajar Pancasila yang sama dengan salah satu sisi kartu yang sudah dijatuhkan oleh pemain pertama,” ujarnya.
Setelah kartu dijatuhkan oleh pemain pertama, kemudian menyebutkan nilai profil pelajar pancasila tersebut dengan lantang, dilanjutkan oleh pemain ketiga dan seterusnya hingga kartu habis. Jika pemain selanjutnya tidak memiliki kartu dengan nilai yang sama maka dilewati.
“Pemain yang dapat menghabiskan kartunya terlebih dahulu adalah pemenangnya. Jadi anak paham muaranya untuk mempunyai profil pelajar pancasila yang enam dimensi dan mereka bisa mengimplementasikannya,” ujarnya.
Sementara itu, beberapa siswa dari SMA Ngeri 3 Cilacap, Wayathana Syirli, Aurellia Artanti, dan Raissa Aurelia Maheswari yang mencoba permainan tersebut mengaku terbantu dan mudah memahami materi di dalamnya, serta dapat di implementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
“Permainan kartu Dokar Panca banyak banget untuk kehidupan sehari-hari contohnya bisa tahu Tuhan Yang Maha Esa di kehidupan sehari hari, dan memahami materinya tentang profil pelajar pancasila, permainannya mudah dan menyenangkan sekali,” ujar Syirli bersama dua temannya.
Selain Dokar Panca, sebagai guru matematika Ajeng juga menciptakan karya pembelajaran dengan metode Mobat Mabit yaitu membuat batik matematika berbasis IT.
Motif batik yang dibuat menggunakan aplikasi geogebra, dengan transformasi geometris seperti pencerminan, dilatasi, rotasi dan sebagainya.
“Mencoba bagaimana membuat pembelajaran matematika bisa menyenangkan dan bermakna. Harapannya anak anak jadi lebih senang belajar, kalau dengan geogebra, matematika tidak selalu menghitung melulu, namun bisa menciptakan sesuatu yang indah dengan geogebra menjadi motif batik,” tandasnya.