SERAYUNEWS – Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Cilacap, Teguh Wardoyo mengungkapkan, bahwa hujan yang terjadi di kota Cilacap semalam merupakan yang paling ekstrem atau terbesar dalam 30 tahun terakhir, Jumat (27/4/2023). Dari pemantauan yang dilakukan, diketahui curah hujan tersebut tercatat mencapai 356 mm.
Menurutnya, hujan yang terjadi tadi malam di Kota Cilacap itu masuk kategori ekstrem. Bahkan saking besarnya, melampaui curah hujan ekstrem yang pernah terjadi 30 tahun lalu, tepatnya tanggal 7 Oktober 1992.
“Hujan tadi malam, intensitasnya ekstrem, 341 mm,” kata Teguh kepada serayunews.com, Jumat (28/4/2023).
Ia menjelaskan, pada tahap normal curah hujan 356 mm ini terjadi selama 1 bulan. Namun pada kenyataannya yang terjadi di Kota Cilacap justru terjadi hanya selama 4 jam. Faktor ini yang membuat banyak genangan banjir di Cilacap kota dan sekitarnya, dan membuat air di saluran drainase utama meluap.
“Kalau kita lihat beberapa parameter, cuaca lokal memang kelembaban udara cukup tinggi terjadi di wilayah Cilacap dan sekitarnya yakni 70 sampai 100 persen. Kemudian ini menyebabkan pertumbuhan awan meningkat, karena kelembabannya tinggi kandungan uap air di dalam atmosfernya tinggi,” ujarnya.
Sehingga, pertumbuhannya juga meningkat kemudian indeks labilitas itu cenderung labil, terutama di wilayah Jateng dan meningkatkan aktivitas pertumbuhan awan konvektif yang mengakibatkan hujan sedang hingga ekstrem di sekitar Kota Cilacap.
“Dalam beberapa hari ke depan, kita juga masih memperkirakan masih berpotensi terjadi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang, disertai petir terutama pada malam hari. Kemudian angin masih dari arah timur tenggara 5 sampai 30 km/jam kemudian suhu udara berkisar antara 25 sampai 32 derajat celcius kelembaban udara berkisar antara 70 sampai 97 derajat celcius,” jelasnya.