SERAYUNEWS – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menemukan geosite bernilai internasional yang berada di wilayah Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah.
Penemuan tersebut akan Komite Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU) ajukan untuk memenuhi syarat Geopark Kebumen menjadi Geopark Global UNESCO.
Peneliti dari Pusat Riset Sumber Daya Geologi BRIN, Chusni Ansori dalam keterangan resmi pada Rabu (31/7/2024) mengatakan bahwa pihaknya telah melaksanakan inventarisasi, 5 geosite di antaranya milik BRIN.
“BRIN juga telah melaksanakan inventarisasi di wilayah Kebumen. Inventarisasi tersebut menemukan 13 geosite bernilai Internasional, terdapat 5 geosite milik BRIN yang mempunyai nilai internasional,” katanya, melansir dari brin.go.id pada Sabtu (3/8/2024).
“Antara lain Lava Bantal – Watu Kelir di Seboro, Rijang dan Lempung merah di Wagirsambeng, Columnar Joint Gunung Parang, serta Batu Gamping Numulites di Jatibungkus dan Karangsambung,” sebutnya.
Sebagaimana kita ketahui, sebuah geopark harus memiliki beberapa pilar yakni penelitian dan pendidikan, konservasi, dan pengembangan ekonomi secara berkelanjutan.
“BRIN sangat relevan untuk ikut mendukung Geopark Kebumen menjadi UNESCO Global GEOPARK karena terkait tugas dan fungsi penelitian dan pendidikan. Di dalam Rencana Aksi Nasional Pengembangan Geopark, BRIN juga berada di pilar riset dan edukasi bersama Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan,” ujar Chusni.
Tak hanya itu, menurut Chusni, BRIN juga turut mengelola kawasan cagar alam geologi di Karangsambung di bagian utara Geopark. Di lokasi tersebut terdapat geosite BRIN, sehingga akan menjadi capaian bersama jika tujuannya menjadi UNESCO Global Geopark.
Lebih lanjut, Chusni menjelaskan, BRIN memiliki sejarah riset panjang terkait dengan kawasan Karangsambung di Kebumen dan sekitarnya. Hal ini dapat mendukung Geopark Kebumen menjadi UNESCO Global Geopark.
“Dari sekian banyak data publikasi internasional yang BRIN lakukan dapat menjadi penguat international value Geopark. Tim dari BRIN juga ikut merumuskan dossier, tema, serta area kerja geopark Kebumen sebagai research and education Geopark,” jelasnya.
Riset BRIN terkait hubung kait antara budaya dengan parameter geologi, keragaman geologi, geomorphosite assessment, assesment terhadap situs-situs, struktur geologi.
Dan, yang terbaru ialah kemanfaatan geopark terkait dengan Sustainable Development Goals (SDGs).
Terkait pilar konservasi, BRIN telah mempunyai kerja sama dengan pemerintah daerah Kabupaten Kebumen mengenai pengembangan Geopark Kebumen.
“BRIN juga terlibat dalam mengembangkan ekonomi lokal, melalui pengembangan Desa Wisata, paket geowisata serta home stay di sekitar Karangsambung,” tegas Chusni.
Sementara itu, tahun ini, Asessor UNESCO Andreas Schuller dari Vulkaneifel Geopark (Jerman) dan Sarina dari Alxa Desert Geopark, Mongolia, China telah meninjau Geopark Kebumen. Mereka menilai kesesuaian antara dossier dengan kondisi lapangan.
Menurut Chusni sebagai Ketua Dewan Pakar dan ahli geologi yang mendampingi, hal pertama yang ditinjau adalah international geoheritahe significant value, networking, badan pengelola, visibilitas, dan edukasi yang berjalan.
Asessor UNESCO juga menyoroti peran BRIN yang memiliki fasilitas riset di kawasan Geopark Kebumen.
“Ini akan berperan baik di dalam riset-riset geopark di Indonesia ke depan, bukan hanya di wilayah Karangsambung atau Kebumen saja, tetapi memiliki peran bagaimana mengembangkan fasilitas di Kawasan Geodiversitas Sukendar Asikin sebagai pusat riset konservasi geologi, geopark, geoheritage, geodiversity secara nasional,” pungkas Andreas.
***