SERAYUNEWS – Sebuah buku berjudul Di Kaliori Aku Menanti yang mengabadikan wejangan serta nasihat hidup para lansia di Panti Wreda Catur Nugraha, Kabupaten Banyumas, resmi rilis untuk umum. Buku ini merupakan karya kolaboratif 12 mahasiswa dari mata kuliah Agama Katolik di Purwokerto.
Koordinator penulis, Megandika Wicaksono, menjelaskan bahwa buku ini lahir dari refleksi mahasiswa setelah melakukan kunjungan kasih ke Panti Wreda Catur Nugraha.
Mereka mendokumentasikan kisah-kisah para lansia, dalam bentuk tulisan yang kemudian terkompilasi menjadi satu buku.
“Buku ini kita susun untuk mendokumentasikan wejangan atau nasihat dan teladan hidup para lansia. Kisah-kisahnya harapannya bisa menginspirasi para pembaca,” ujar Megandika, Minggu (2/3/2025).
Panti wreda ini berlokasi di Desa Suro, Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas, dan berada di kompleks ziarah Goa Maria Kaliori. Saat ini, panti tersebut menjadi rumah bagi sekitar 38 lansia yang akrab dengan sapaan opa-oma.
“Pengelola panti ini para suster dari Kongregasi Suster Cinta Kasih Putri Maria dan Yosef (PMY),” tambahnya.
Peluncuran buku ini mendapat sambutan hangat dari Kepala Panti Wreda Catur Nugraha, Suster Veronica.
“Kami merasa senang dan bahagia atas terbitnya buku ini. Buku ini bisa menjadi media informasi tentang kebahagiaan opa-oma yang tinggal di panti ini,” ujarnya.
Senada dengan itu, Sekretaris Yayasan Wahyobawa, Suster Theresia PMY, juga mengapresiasi kunjungan para mahasiswa yang selama ini mempererat tali persaudaraan dengan lansia.
“Kami berharap Panti Wreda Catur Nugraha Kaliori berkembang secara profesional, dan kami bisa menemani para klien (opa-oma) hidup bahagia di sini,” katanya.
Buku Di Kaliori Aku Menanti ditulis oleh mahasiswa dari dua universitas di Purwokerto, yaitu Universitas Harapan Bangsa (UHB) dan Universitas Wijayakusuma. Dari UHB, penulisnya adalah:
Sementara itu, dari Universitas Wijayakusuma Purwokerto, penulisnya adalah:
Salah satu penulis, Florenkias Nikosal, membagikan pengalamannya selama menulis buku ini. Ia merasa beruntung bisa bertemu dan berbincang langsung dengan para opa-oma di panti.
“Berbicara dengan mereka memberikan kesan bahwa mereka bukan hanya sosok yang lebih tua, tetapi juga individu yang kaya dengan pengalaman hidup. Saya juga senang dapat membagikan kisah-kisah mereka kepada dunia melalui tulisan di buku ini,” ungkapnya.
Buku Di Kaliori Aku Menanti memiliki 96 halaman dan dijual dengan harga Rp 70 ribu. Sebagian dari hasil penjualan akan didonasikan ke Panti Wreda Catur Nugraha sebagai bentuk kepedulian terhadap para lansia.