SERAYUNEWS – Kesiapsiagaan terhadap bencana menjadi hal penting dan mendasar, sebagai upaya meminimalisir dampak dan korban atas suatu kejadian.
Dalam penanganan bencana di suatu daerah juga tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah daerah saja. Namun diperlukan kerja sama, gotong royong, serta kepedulian semua elemen masyarakat.
Hal tersebut disampaikan Bupati Banyumas Sadewo Tri Lastiono, berkaitan dengan momentum Hari Kesiapsiagaan Bencana yang diperingati setiap tanggal 26 April.
“Penanggulangan bencana tidak bisa hanya mengandalkan pemda saja,” katanya, saat ditemui usai acara di Pendopo Si Panji, Jumat (25/04/2025).
Dia mengakui bahwa di Banyumas sudah kelompok masyarakat yang menunjukkan kepedulian dan kesadaran akan kesiapsiagaan terhadap bencana. Hampir di setiap peristiwa bencana selalu ada peran serta ormas dalam penanganannya.
“Itu akan lebih kita rangkul lagi untuk penanganan bencana,” ujar Sadewo yang juga ketua PMI Banyumas.
Lebih lanjutan Sadewo menyampaikan, pengamatan dirinya, di wilayah Kabupaten Banyumas ada tiga kecamatan yang langganan banjir. Masing-masing Kecamatan Kemranjen, Sumpiuh, dan Tambak.
“Menurut saya ya, itu perlu dianalisis lagi, itu ada banjir 10 tahunan, banjir 15 tahunan. Ini menurut pendapat saya, itu bukan banjir 15 tahunan, salah satu penyebabnya adalah karena tidak ada normalisasi sungai selama 10 tahun,” kata dia.
Berdasarkan pengamatannya, Sadewo sedang mengupayakan, minimal ada satu alat berat berupa ekskavator berukuran kecil untuk disediakan di wilayah tersebut. Nantinya bisa diserahkan kepada badan usaha milik desa bersama untuk mengelola alat berat tersebut.
“Saya sedang carikan CSR (Corporate Social Responsibility) untuk ekskavator itu,” kata dia.
Dengan demikian, kata dia, penanganan sedimentasi di sungai tidak harus menunggu dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Serayu Opak, tetapi dapat dilakukan oleh masyarakat paling tidak dalam kurun waktu satu bulan sekali.
Sementara untuk antisipasi bencana kekeringan pada musim kemarau, Bupati mengatakan selain mencari sumber-sumber air dan membuat sumur-sumur dalam sebagai upaya penanganan jangka panjang meskipun dengan keterbatasan anggaran. Pihaknya juga menyiapkan bantuan air bersih bagi masyarakat yang terdampak kekeringan.
“Kami sudah siapkan mobil-mobil tangki untuk mendistribusikan bantuan air bersih ke daerah-daerah yang kekurangan. Dari PDAM ada, kemudian dari Baznas, PMI juga ada,” kata dia.